07

31.5K 1.8K 39
                                    

"Uuhh!" Revan meremas baju di bagian pundak Dery saat dua jari Dery masuk ke dalam holenya.

"Sakit ?" Bisik Dery di perpotongan leher Revan.

Revan mengelengkan kepalanya.

"Hah..." Dery menarik jarinya lalu menatap Revan.

".. om gimana sih ? Ini kan pengalaman pertama, bilang sakit gitu" protes Dery.

"Eh.. maksudnya gimana ?" Tanya Revan tidak paham.

"Bukannya om yang pengen main peran ?"

"Hah ? Main peran apa .. ? Pentas seni ?" Tanya Revan dengan wajah polos.

Dery mengerutkan alisnya jadi sejak tadi Revan tidak ikut dalam permainan.
"Hah.." Dery memeluk Revan erat.
".. udah ah, ternyata dari tadi aku asik sendiri" Dery terlihat kesal.

"Apa ? Kasih tau aku"

Dery mendorong pundak Revan lalu menatap Revan kesal.
"Om nggak pernah main peran ya ? Maksudnya om balik jadi anak SMA, trus aku bully om gitu"

"Oh gitu" Revan akhirnya paham.

"Ah, nggak mood lagi~" Dery berniat pergi tapi tangannya langsung ditahan oleh Revan.

"Tunggu dulu.. kita nggak lanjut ?" Tanya Revan meremas bajunya mencoba menutup p*nisnya yang sudah menegang sejak tadi.

Dery melirik bagian yang Revan tutupi lalu berbalik membelakangi Revan.
"Nggak" jawabnya ketus.

"Eh.. kok gitu ?"

"Udah Dery bilang kan nggak mood"

Revan mengigit bibirnya.
Perlahan Revan mengangkat kedua kakinya ke atas meja lalu membuka kakinya.

"Kak Dery.. um, I-ini pengalaman pertama ku.. ja-jadi pelan-pelan" suara Revan bergetar, dia merasa malu melakukan semua ini saat usianya tidak muda lagi.

Dery melirik kearah Revan yang sekarang memperlihatkan hole juga p*nisnya untuk Dery.

Seringai terlihat jelas dibibir Dery.
Perlahan dia mendekat, lalu berdiri di antara kaki Revan yang terbuka lebar.

"Mmm.." Dery sengaja menggesek-gesek miliknya di depan hole Revan.

"Kita belum berkenalan, beritau aku nama mu"

"Ah, Revan,.nama ku Revan.. Nn.." Revan yang sudah tidak tahan berniat menyentuh milik Dery tapi tangannya langsung ditahan oleh Dery.

"Ck...ck.. dasar nakal, aku belum selesai bertanya"

"Apa ~ ?"

"Kamu gay ?" Tanya Dery.

"Ah.. iya, aku gay.. cepat~♡" regek Revan yang sudah gelisah.

"Cih, dasar" Dery mengarahkan p*nisnya didepan hole Revan lalu mendorongnya paksa.

"Aaahh!!" Revan memeluk Dery erat.
Posisinya sangat tidak nyaman karena ini pertama kalinya Revan bercinta dengan posisi duduk di atas meja.

Tapi posisi ini juga bisa membuat Revan lebih dekat dengan Dery, Revan bisa memeluk Dery erat.

"Hmm....Ah....Ahhh...!!" Dery mulai bergerak menghantam hole Revan.

Beberapa kali keduanya mengubah posisi hingga Revan akhirnya terbaring pasrah di lantai kamar mandi.

"AAhhh! Di situ.. aahh.. iya!! Nnn!!" Revan menikmati s*xnya kali ini, karena dia melakukannya saat Dery memakai seragam.

Revan merasa kembali ke masa-masa SMA dimana Revan menyadari kalau dirinya memiliki ketertarikan dengan sesama jenis hingga kenangan s*x pertamanya yang terasa menyakitkan bersama seseorang.

"Cup..cup, nggak apa-apa ..coba keluarin lidah kamu.. " tiba-tiba bayangan wajah seseorang muncul di hadapan Revan.

DEG!

"Umph!" Revan mendorong wajah Dery yang nekat ingin mencium Revan lagi.

"Duh.. hidung ku sakit !" Dery mengusap hidungnya yang di tekan cukup keras oleh Revan.

"Ah, ma-maaf.." Revan terlihat terkejut.

"Gimana kalau pa-" Dery yang hendak memulai omelan berhenti saat melihat wajah yang Revan buat.

"Kenapa om ?" Tanya Dery mengusap pipi kanan Revan.

"Mm," Revan hanya mengelengkan kepalanya dengan senyuman paksa.

Di tempat yang berbeda, seseorang terlihat menarik kopernya keluar dari bandara.

"Udah lama nggak cium udara di negeri ini.." dia melepas kacamata menikmati pemandangan di sekitarnya yang sudah lama dia rindukan.

"... hm, jadi kangen seseorang" katanya.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang