Hans membawa Luki masuk ke dalam rumahnya, belum sempat Luki bicara Hans sudah melumat kasar bibir Luki.
"Mnn!" Luki meremas kemeja Hans.
Hans mendorong tubuh Luki kearah sofa ruang tamunya.
"Hah-Mnn..!" Luki mencoba melepas pangutan bibir Hans tapi Hans tidak mau melepaskan Luki.Hans menindih Luki tanpa melepas pangutan bibirnya, tangan Hans bergerak membuka satu persatu kancing seragam Luki.
Luki tidak mau melawan ataupun menolak, Luki hanya pasrah menerima apapun yang Hans lakukan padanya.
"Ah-Hah.." setelah berhasil melepas semua kancing baju Luki, Hans juga melepas pangutan bibir mereka.
Hans menatap lekat mata Luki.
"Jangan berpikir lari.." Hans menarik dasinya lalu mengikat kedua tangan Luki.".. mood ku lagi buruk hari ini" kata Hans menjauh dari Luki lalu melepas bajunya.
Luki hanya diam melihat wajah datar yang Hans buat. Hans menarik secara bersamaan celana panjang juga dalaman Luki.
Hans membuka kedua lebar kedua kaki Luki.
"Kamu nggak mikir buat kabur kan ?" Tanya Hans.Luki menggelengkan kepalanya.
Seringai terlihat di bibir Hans."Daddy akan buat kamu basah sayang~" Hans menjilat jarinya lalu mendorong dua jarinya paksa ke dalam hole Luki.
"Ugh!" Luki mengigit bibirnya.
Hans mendekat kemudian mengigit pelan telinga Luki.
"Panggil aku 'Daddy' " bisik Hans tepat di telinga Luki dengan suara beratnya."Nn..!" Luki menggelengkan kepalanya, dia merasa malu harus mengikuti roleplay Hans.
"Ayo my little Kitty, panggil aku Daddy ~"
"Hah-Ah! Ah.. tungguhh.. jangan disitu.. Hans! Ah!!" Hans menekan titik ternikmat di dalam hole Luki.
"Katakan .. hm~" Hans mengecup bertubi-tubi pipi Luki.
"Ahh! Ak-aku mau keluaar.. Ughh!"
Hans langsung menutup ujung p*nis Luki.
"Hans.. Ahh.. sakitt..!" Kedua tangan terikat Luki meremas lengan baju Hans."Kalau kamu nggak manggil aku 'daddy', aku nggak akan biarin kamu keluar" Hans terus menekan titik di dalam hole Luki.
"Ughh .. tapi aku malu Hans, aku nggak biasa manggil kamu gitu.. please.. aku mau keluar" regek Luki.
Luki mengigit bibirnya, tangannya semakin kuat meremas kemeja Hans tapi Hans tak semudah itu membiarkan Luki keluar walaupun dia sudah memohon.
Perlahan Luki menyentuh tangan Hans yang sejak tadi menutup p*nisnya, Luki menatap Hans dengan tatapan sayunya.
"Daddy.. please~"
Hans diam beberapa detik karena Luki terlihat sangat Seksi di matanya.
Glup! Hans menelan salivanya berat.
Bukannya membiarkan Luki keluar, Hans malah menarik jarinya kemudian membuka kancing celananya.
Deg!
Luki bisa melihat milik Hans keluar dari sarangnya.'Uah!' wajah Luki memerah.
Hans membalur p*nisnya dengan saliva lalu mengarahkan p*nisnya tepat di bibir hole Luki.
"Huh ? Ah.. tu-tunggu dulu.. Hans.. tunggu!! Uah-Akhh!!" Tubuh Luki melengkung saat Hans mendorong paksa p*nisnya masuk.
Hans melepas tangannya dari p*nis Luki, cairan kental langsung keluar membasahi perut Luki.
"Ah..! Ah-hah.. hah.. " Luki menutup setengah wajahnya dengan lengan, dia merasa malu harus menatap wajah Hans sekarang.
Hans bisa merasakan hole Luki menjepitnya di dalam sana.
Hans merendahkan tubuhnya lalu mengecup lengan Luki."Daddy mau lihat muka mu~" Hans menarik lengan Luki.
Saat tangan Luki bergeser, Hans bisa melihat wajah full merah Luki bahkan telinganya ikut memerah.
Hans terkekeh pelan lalu mengecup bibir Luki singkat.
"I love you" kata Hans tersenyum manis.Luki mengalungkan kedua tangannya di leher Hans lalu mengecup bibir Hans singkat.
"Apa yang mau ku katakan udah kamu wakilkan" kata Luki masih dengan wajah merahnya.Hans mencubit pelan hidung Luki lalu mulai mengerakkan tubuhnya.
"Nn.. Nn!!" Luki menutup mata merasakan sensasi yang sudah bercampur jadi satu.Malam itu keduanya menghabiskan waktu panas bersama, tidak hanya sekali tapi berkali-kali dari ruang tamu, kamar Hans hingga kamar mandi.
Untunglah rumah Hans sangat besar jadi para tetangga tidak bisa mendengar suara Luki.
.
.01:20 Malam.
Saat tengah malam Luki terbangun karena merasa lapar.
Sebelum pergi ke dapur, Luki melihat wajah tertidur Hans.Luki tersenyum senang, karena ini pertama kalinya dia melihat Hans tidur. Luki mengecup singkat dahi Hans lalu pergi keluar dengan membawa ponselnya, Luki memakai kemeja Hans yang terlihat besar di tubuhnya.
Luki memakan roti dan susu dari kulkas Hans, dia juga membuka sosmednya lalu memposting foto makanannya.
Selang beberapa menit seseorang mengirim pesan pribadi ke sosmed Luki.
Luki terkejut melihat nama Albert Bramansa, dengan cepat Luki menghapus pesan Albert.
Tapi kepanikan Luki tidak sampai disitu. Albert tiba-tiba menelpon Luki, padahal Luki tidak pernah memberi Albert nomornya.
"Da-dari mana kamu tau nomor ku ?!" Tanya Luki setengah berbisik.
"Aku tau segala hal tentang mu" kata Albert di ujung telpon.
Luki langsung bergidik ngeri.
"Kamu bikin aku takut.. " Luki meremas baju yang dia pakai."... aku nggak mau kita berhubungan lagi, aku udah bilang hari itu kali terakhir.. aku tu-Ah!" Belum sempat Luki menutup telponnya seseorang tiba-tiba mengambil ponsel Luki.
Deg!
Luki diam mematung saat melihat wajah Hans."Kalau kalian sudah saling mengenal, jangan bicara diam-diam di belakang ku.. mari bicara bertiga.. kebetulan Luki ada di rumah ku, aku tunggu kakak datang" Hans menekan tombol merah lalu menaruh ponsel Luki di atas meja.
"Ha-Hans.. "Luki tersenyum kaku, dia bisa melihat raut wajah dingin yang Hans buat.
Hans mengurung Luki di antara meja makan dengan tatapan tajamnya.
"Jangan pikir bisa lari atau pergi dari ku.. little Kitty, kamu tetap di kandang mu.."Grep!
Hans meremas kedua pipi Luki."Ugh!"
".. ini salah ku.. kamu terlalu jinak, sampai kamu lupa pemilik asli mu itu siapa"
Deg! Deg! Deg!
Jantung Luki berdebar kencang, untuk pertama kalinya Luki merasa takut melihat Hans marah..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bott(OM) 21+ || Remake ✅
RomanceJadi simpanan tante-tante seksi udah biasa. Gimana kalau jadi simpanan om-om manis nan baby face ?