27

9.9K 962 107
                                    

Keduanya masuk ke dalam mobil mewah Albert.

"Mau bicara apa ?" Tanya Luki. Albert hanya diam, saat Luki membuka mulutnya untuk bertanya lagi Albert langsung memotong kata-kata Luki.

"Aku suka cara mu bicara, aku juga suka cara mu melawan ku"

Mendengar kalimat barusan Luki langsung menghindar, dia mundur sampai tubuhnya menyentuh pintu mobil.

"Jangan bicara lagi" kata Luki dengan wajah panik, dia seolah tau maksud kedatangan Albert.

Albert menatap Luki.
"Aku menyuk-"

"Uahh!! Stop!!" Luki menutup mulut Albert, keduanya saling bertatapan.

"Ah ? Oh.. maaf!" Luki menarik tangannya dari wajah Albert.

"Aku menyukai mu" lanjut Albert.

'Nnnnoooooo!!!!' Luki langsung menutup kedua telinganya.

"Ak-aku nggak dengar, kamu ngomong apa ya ..? wah, pantulan suara di dalam mobilnya buruk.. haha.. padahal mobil mahal, ya sudah.. selamat pagi!" Luki mencoba membuka pintu mobil berniat kabur tapi tangannya langsung di tahan oleh Albert.

Deg.

Wajah Albert tepat di dekat Luki, hanya berjarak 5cm.
"Hutang kalian lunas, jangan di pikirkan.. aku akan mengirim sisa tabungan orang tua mu"

"Kenapa semudah itu ?" Tanya Luki.

"Aku sudah memberitahu mu, aku menyukai mu.. jangan khawatir, uang ku lebih banyak dari Hans"

Deg!
Luki mengepalkan tangannya.

"Janga-"

Klek!

Albert tiba-tiba membuka pintu mobilnya.

"Uah!" Saat Luki hampir jatuh, Albert langsung menahan tubuh Luki, Luki meremas kuat jas Albert.

"Hati-hati kepala mu..." Ujar Albert.

Blush!
Semburat merah muda terlihat di kedua pipi Luki.

".. ini sudah 5 menit.. aku harus pergi, kamu bisa keluar sekarang"

Luki mendorong Albert lalu keluar dari dalam mobil.
"Berikan bunganya" perintah Albert pada dua orang yang sejak tadi menunggu.

Mereka menyerahkan buket besar tadi pada Luki.
"Ak-aku nggak butuh ini" kata Luki.

"Sebentar" Albert terlihat membuka dompetnya lalu menaruh kartu di antara buket bunga yang Luki peluk.

"Beli apapun yang kamu suka, sampai ketemu lagi.. jalan" supir Albert langsung tancap gas meninggalkan kediaman Luki.

"Hah ?! Hei !!"

Kakak Luki langsung mendekat mengambil kartu yang Albert selipkan.

"Apa ini ? Black Card ?" Luki dan kakaknya saling bertatapan.

"Ini asli kan ?!!" Kata kakak Luki mencoba melihat lebih jelas, dia juga mencium bau kartu tadi.

"Ini asli ! Coba cium.. wanginya .. wangi uang!" Kakak Luki menyodorkan kartu tadi ke hidung Luki.

"Ish! Apaan sih kak.. mana kakak tau kalau itu asli"

"Kita jajan aja yuk dedek ku sayang" goda kakak Luki.

"His! Jangan becanda" Luki merebut kartu tadi lalu memindahkan buket bunga tadi ke tangan kakaknya.

"Luki!! Hei.. dia nyuruh kamu beli apa pun yang kamu mau! Kok kamu nolak rejeki?!" Kakak Luki mengikuti Luki sampai ke kamarnya.

"Udah kak! Sana keluar ! Aku mau siap-siap ke sekolah!" Luki mendorong kakaknya keluar dari kamarnya.

"Dasar itu anak.. dikasih rejeki malah nolak" kakak Luki terus mengomel.

Luki menatap kartu tadi.
"Aku harus balikin kartu ini.. jangan sampai Hans tau" gumam Luki.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang