23

15.7K 1.1K 40
                                    

"Nn.." Dery menyentuh kepalanya yang terasa sangat berat, dia tidak tau sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri.

Perlahan Dery bangun dari posisi berbaringnya, di waktu yang sama Luki masuk ke dalam kamar membawa air hangat.

"Kamu sudah sadar ?" Luki menaruh gelas tadi di atas meja lalu duduk didekat Dery.

"Nn.. aku dimana Luk?" Tanya Dery, karena matanya masih blur.

"Kamu di kamar ku" jawab Luki.

Deg!
Dery langsung ingat kejadian sebelum dia di bius.

"Ka-kamu nggak apa-apa kan ?!" Dery meraba tubuh Luki, dia mencoba fokus melihat wajah Luki.

Saat matanya sudah fokus, Dery bisa melihat lebam di dekat bibir juga pipi Luki.
"Hah.. sial, dia benar-benar gila!" Dery meninju kasur meluapkan amrahnya.

"Nggak apa-apa Der.. yg penting kita pulang dengan selamat"

Dery menatap Luki yang tersenyum padanya.
"Maaf, seharusnya kamu nggak terlibat sama hal kayak gini" Dery terlihat sangat menyesal.

"Udahlah.. kita lupain aja, anggap aja nggak pernah terjadi" kata Luki.

Dery menatap Luki.
"Kamu benar nggak apa-apa kan ? Um.. maksud ku itu" yang Dery maksud s*x paksa yang dilakukan oleh Hans.

"Udah lah.. yang lalu biarin aja, aku nggak mau mikirin hal kayak gitu lagi"

"Hah.. sialan banget itu orang, pengen banget ku laporin ke polisi !" Dery mengepalkan tangannya kesal.

"Agak susah Der, dia Hans Bramansa.. kamu tau sendiri kan koneksi keluarga mereka kuat"

"Tau sih tau.. tapi ini udah masuk pemerko-Mph!!" Luki menutup mulut Dery.

"Ssttt...jangan keras-keras! Ntar kakak ku dengar!" Bisik Luki, dia takut kakaknya menguping pembicaraan Luki dan Dery.

Dery mengangguk, Luki melepas tangannya dari Dery.

"T'rus kamu mau biarin aja si brengsek itu bebas ?" Tanya Dery.

"Aku nggak mau terlibat.. Oh iya.."Luki mengambil ponsel Dery dari atas meja lalu menyodorkan ponsel Dery.

" ..Om kesayangan mu minta kamu nelpon dia kalau udah sadar"

"Om Revan ?" Tanya Dery.

"Iya lah, om mana lagi ? Ini.. aku keluar ambil makanan" Luki menaruh ponsel Dery di atas kasur lalu berjalan keluar kamar tapi Luki tidak benar-benar pergi. Dia berdiri di depan pintu kamar mencoba mendengar suara Dery.

Sesuai yang Luki katakan, dia menelpon Revan. Beberapa kali Dery mencoba menghubungi Revan tapi tidak di angkat.

Dery mengira Revan tidur karena waktu menunjukan pukul 3 subuh tapi saat Dery berniat menutup panggilannya, Revan mengangkat telpon dari Dery.

"Halo"

"Halo om.. um, ini Dery lagi di tempat teman.. maaf ya aku nggak kasih tau kalau pergi mendadak" kata Dery.

Beberapa detik Revan hanya diam mendengar suara Dery.

"Om ?" Panggil Dery lagi.

"Dery, aku mau ngomong sesuatu"

"Iya ? Tentang apa ?"

Revan terdengar menarik nafasnya berat.
"Tolong jangan kesini lagi,. Kita sudahi hubungan ini, aku nggak mau ketemu kamu"

Deg!
Dada Dery terasa sakit mendengar kalimat barusan.

"Tunggu dulu ! Ma-maksud om gimana ?! Om marah aku pergi tanpa kasih tau gitu kah ?! Om jangan gini.. Dery janji bakal kasih tau kalau mau pergi-pergi !" Wajah Dery terlihat panik, dia juga bingung kenapa Revan tiba-tiba berkata demikian.

"Bukan gitu Dery.. aku nggak mau ketemu kamu, aku nggak mau lihat kamu lagi .. aku.." Revan meremas baju dibagian dadanya.

".. aku nemu cowok lain yang bisa puasin aku lebih dari kamu"

"Hah!! Kok gitu..! Aku baru pergi beberapa jam om sudah-"
Revan langsung memutus panggilan telpon mereka berdua.

"Om!! Hei...om!! Iiishh!!" Dery mencoba menghubungi Revan tapi nomor Revan sudah tidak aktif.

Dery keluar dari kamar berniat pergi menemui Revan tapi langkahnya di halangi Luki.

"Kamu mau kemana ?!" Tanya Luki.

"Aku mau pergi sebentar.. ada urusan"

"Kalau kamu mau nemuin om kesayangan mu itu.. aku nggak akan biarin kamu pergi"

"Kamu nguping pembicaraan kami ?!" Dery meremas kerah baju Luki.

"Iya aku nguping .. kamu mau apa ? Mau mukul aku ? Setelah semua yang terjadi hari ini kamu masih mau pergi ninggalin teman mu demi orang itu ?"

Perlahan Dery melepas tangannya dari baju Luki.
"Kamu nggak ngerti.. aku sayang banget sama dia Luk, cuma dia yang ngerti aku.. aku.. Argh!"

Bam!!
Dery meninju pintu kamar Luki.

"Der, tenangin diri kamu"

".. aku nggak bisa tenang.. aku harus gimana .. ? Kamu juga penting buat ku tapi dia bukan orang yang semudah itu buat akhirin semua ini, aku tau sifat om Revan.. aku tau pasti ada sesuatu, aku harus kesana" Dery duduk di lantai meremas rambutnya.

Luki hanya diam melihat Dery frustasi, Luki hanya ingin menjaga Dery agar tidak terlibat lebih jauh.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang