16

10.8K 1K 38
                                    

Tiba di Jerman, Hans langsung ke perusahaan karena sejak tadi sekretarisnya terus menelpon.

Pesan dan telpon Luki tenggelam karena banyaknya pesan dan telpon dari sekretaris Hans, ada beberapa pesan juga dari teman-teman Hans yang belum sempat dia buka.

Hans tidak sempat mengecek siapa saja yang sudah menghubunginya, Hans sudah di sibukkan dengan rapat juga pertemuan dengan beberapa investor. Pekerjaannya selama satu bulan sangat menumpuk sehingga waktunya dia habiskan di kantor.

Hans juga bermalam di kantor saat dokumen rapat juga laporan perusahaan sudah seperti gunung kecil di mejanya menanti di periksa.

Sesaat Hans melupakan Luki karena kesibukan yang tak bisa dia tinggalkan.

"Hah.." Seminggu berlalu, Hans akhirnya bisa pulang ke rumahnya di Jerman. Dia membaringkan tubuhnya di atas kasur menatap langit-langit kamarnya.

".. ah, iya.. HP ku" Hans merogoh kantong jasnya tapi tidak menemukan ponselnya disana.

"Hm, kemana ya.. ?" Hans mencoba mengingat kapan terakhir kali dia memegang ponselnya.

"Oh iya, di laci meja ruangan ku!" Hans menelpon sekretarisnya memakai telpon rumah meminta dia mengantar ponsel Hans.

Setengah jam berlalu, sekretaris Hans datang membawa ponsel Hans.

"Terima kasih, maaf merepotkan kamu"

"Iya tidak apa-apa pak,. Saya juga mau mengingatkan anda kalau sore nanti ada rapat bagian pemasaran, mereka mau anda ikut serta kalau tidak sibuk .."

"Hm, nanti aku datang.. aku mau istirahat sebentar"

".. baik pak, saya permisi" setelah sekretarisnya pergi, Hans mulai memeriksa ponselnya.

"Cih mereka benar-benar.." Hans terkekeh pelan melihat pesan dari teman-temannya.

Jari Hans terus menscroll aplikasi chatnya dan berhenti di nama
'Luki ❤️' dengan tanda hati.

Hans langsung membuka isi pesan Luki, ada 20 kali miscall dan 4 pesan.

Pesan 1 'Hans ?'
Pesan 2 'Kamu dimana ?'
Pesan 3 'Nomor mu nggak aktif'
Pesan 4 'Terima kasih'

Deg!

Jantung Hans berdebar kencang, apa maksudnya dengan terima kasih yang Luki kirim ? Pikir Hans.

Ketiga pesan di atas, Luki kirim pada tanggal Hans pergi ke Jerman dan satu pesan terakhir baru Luki kirim kemarin.

Hans langsung menekan panggilan video tapi Luki sama sekali tidak mengangkat VC Hans.

"Shit! Jangan bilang dia marah ?" Gumam Hans terus mencoba menghubungi Luki tapi tetap tidak ada jawaban.

Di tempat lain seperti biasa saat pulang sekolah, Luki kembali aktif bermain basket bersama Dery dan teman-teman mereka yang lainnya.

Salah satu teman mereka yang ada di bangku penonton memberitahu Luki kalau ponselnya berbunyi sejak tadi.

Luki berlari pelan ke arah bangku penonton lalu membuka tasnya.

Luki bisa melihat nama Hans disana.

"Siapa Luk.. ? Pacar mu ya ? Posesif banget dari dari nelpon mulu" kata teman Luki bercanda.

Luki menggelengkan kepalanya lalu menekan tombol power mematikan ponselnya.

"Kok nggak di angkat ?"

"Nggak kok, nggak penting.. ayo main, dari tadi cuma nonton!!" Luki merangkul leher temanya membawa dia ke lapangan.

"Heh!! Sakit.. aku lagi nggak mood main!"

"Alasan!"

Mereka kembali melanjutkan permainan basket yang sempat tertunda.

Dery yang juga ada di lapangan bisa melihat perubahan mimik wajah Luki juga sikapnya yang tiba-tiba jadi agresif merebut bola.

'Kenapa dia ?' batin Dery bertanya-tanya.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang