".. Dery udah cukup menderita sama kehidupannya, masalah keluarga yang nggak selesai...tolong jangan buat masalah baru buat Dery"
"Tapi-" belum selesai Revan bicara, Luki sudah memotong kalimat Revan.
"Aku tau om pengertian ngasih Dery uang bahkan tempat berteduh.. tapi hari ini jadi pelajaran buat kita.." Luki mengepalkan tangannya.
".. orang bernama Hans itu ngasih tau buat jaga jarak sama om, jadi ku mohon jangan libatin Dery lebih dari ini"
Revan melepas tangan Dery lalu berdiri dari posisi jongkoknya.
"Aku antar kalian pulang, aku bawa mobil.. " Revan berbalik dengan senyum paksa.".. tunggu sebentar ya, aku panggil petugas motel buat bantu angkat badan Dery"
"Iya" jawab Luki.
Revan keluar dari kamar meminta bantuan petugas motel membawa Dery masuk ke mobilnya.
Revan bertanya mau mengantar Dery pulang atau bagaimana? Luki menawarkan rumahnya sementara waktu karena dia tau Dery kabur dari rumah.
Sesampainya di rumah Luki, kakak Luki terkejut melihat wajah Luki sudah babak belur dan Dery yang masih tidak sadarkan diri di bawa keluar dari mobil dengan bantuan Revan dan kakak laki-laki Luki.
Kakak Luki meminta penjelasan pada Revan tapi Luki berbohong kalau keduanya terlibat perkelahian jalanan dan Revan lah yang sudah menolong mereka berdua.
Luki mendapat omelan dari kakaknya, dia juga berterima kasih pada Revan karena sudah berbaik hati mengantar Luki dan Dery.
Revan hanya tersenyum kaku karena merasa tidak enak sudah membohongi kakak Luki.
.
.Sesampainya di apartemen, Revan memilih pergi ke kamarnya. Dia membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan tatapan sendu, kata-kata Luki terus terngiang di telinganya.
"Aku.." Revan menatap cincin emas yang masih melingkar di jari manisnya.
".. harus mengakhiri semua ini" Revan bangun dari posisi berbaringnya berniat pergi menemui Hans tapi belum sempat dia keluar dari apartemen Hans sudah berdiri di depan pintunya.
"Hei.. mau kemana ?" sapa Hans dengan senyuman.
"A-aku mau ketemu kamu" jawab Revan gugup.
"Oh kebetulan, aku juga pengen ketemu sama kamu" Hans mendorong tubuh Revan kemudian dia melangkah masuk.
Bam!
Pintu apartemen Revan tertutup rapat dan otomatis terkunci dari dalam.
Hans membuka satu persatu kancing bajunya.
"Hah.. sejujurnya aku cukup puas main sama hole yang masih perawan"Deg!
Revan meremas bajunya."Ma-maksud kamu apa ?"
"Hm,. Apa ya ?" Hans mendekat lalu menarik kasar dagu Revan.
"Maksud ku sugar baby mu enak juga" seringai terlihat di bibir Hans.
Plak!!
Revan menampar pipi Hans."Hah...hah...hah.. kamu boleh lakuin hal kayak gitu ke aku, tapi jangan ke remaja kayak Dery.. " Revan melepas cincin di jarinya lalu melempar cincin tadi pada Hans.
".. kamu udah terlalu jauh Hans!! Ini kriminal !!" Hans diam menatap Revan yang sudah penuh dengan amarah.
".. aku nggak perlu kamu lagi !! Aku mau kamu pergi !! Jangan pernah muncul lagi di hidup ku !!"
Hans meremas lengan Revan.
"Kamu berani ngelawan ?! Kamu lupa, aku punya banyak video mu!! Aku bisa sebarin video mu ke internet !! "Revan menatap Hans dengan senyum pasrah.
"Silahkan.. sejak lama hidup ku udah hancur.. silahkan buat lebih hancur lagi" kata Revan dengan air mata yang terus berjatuhan.Hans mendorong Revan hingga mundur beberapa langkah.
"Dinginkan kepala mu, jangan sampai kamu gila" kata Hans menatap Revan yang tertunduk sesegukan.Hans merapikan bajunya lalu keluar dari apartemen Revan.
Revan terduduk lemas memeluk kakinya.
"Dery.. aku mau kamu disini" gumamnya pelan..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bott(OM) 21+ || Remake ✅
RomanceJadi simpanan tante-tante seksi udah biasa. Gimana kalau jadi simpanan om-om manis nan baby face ?