05

35K 2K 35
                                    

"Eh tapi-Mm" Dery mengunci bibir Revan dengan jempolnya.

"Aku pengen sekarang~♡" Dery bisa melihat rona merah muda di kedua pipi Revan.

Revan terlihat berpikir lalu mengangguk pelan. Dery melepas pelukkannya membiarkan Revan membuka kamar yang dekat dengan tangga.

Saat pintu terbuka, Dery bisa melihat sesuatu yang diluar dugaannya.

"Kenapa ?" Tanya Revan yang bingung melihat Dery diam mematung.

"Eh, nggak apa-apa" Dery tersenyum lalu ikut masuk ke dalam kamar.

'Kok normal aja' mata Dery mengitari kamar Revan.

Isi kamarnya terlihat normal seperti pria pada umumnya, ada kasur, lemari dan paling penting peralatan olahraga milik Revan.

Isi kamar Revan tidak menggambarkan kalau ada wanita di dalamnya.

'Bentar...bentar.. !' Dery mencoba berpikir keras.

'Trus.. kalau nggak nikah?! Kenapa dia make cincin emas ?!' Dery memfokuskan matanya ke jari Revan.

'Oh!' Dan kembali pikiran-pikiran liar lainnya muncul.

'Apa dia nikah sama orang luar negeri.. ?! Atau pacarnya bukan di Indonesia ? Ah .. masa sih ?'

Revan menatap Dery yang sepertinya sibuk dengan  pikirannya sendiri.

'Dia kenapa ?' Pikir Revan saat melihat Dery membuat gestur tubuh yang aneh.

Revan duduk di atas kasurnya memperhatikan tingkah lucu Dery.
"Punya dunia sendiri asik ya ?"

Deg!
Dery tersadar, dia langsung menoleh.

"Ehehe.. " Dery terkekeh pelan lalu duduk di samping Revan. Dery menaruh dagunya di pundak Revan dengan senyum manisnya.

"Emang orang rumah kemana om ?" Tanya Dery spontan.

"Ah, itu.." Revan terlihat berpikir.
".. sejujurnya sekarang aku tinggal sendiri"

"Eh, jadi om bohongin Dery ya ~" Dery mencubit pipi Revan.

"Duh.. nggak gitu, dulu emang pernah ada yang tinggal disini.. tapi sekarang udah sendiri" Revan mengusap pipinya.

"Siapa ?" Tanya Dery penasaran.

"Um, soal itu.." Revan terlihat tidak nyaman membahas masa lalunya.

Dery tidak mau membuat Revan merasa di introgasi jadi dia memutuskan beralih topik.

"Udah ku bilang kan mereka ribut lagi.. om sih nyuruh pulang~" Dery mempoutkan bibirnya kesal.

"Nggak gitu.. jangan jadi alasan ortu ribut kamu jadi nggak mau sekolah, masa depan kamu terancam gagal itu" ceramah Revan.

"Iya om bawel~"

Push!

"Ugh!" Dery mendorong Revan lalu menindihnya.

"Mau bantu buka seragam Dery nggak ? Gerah nih"

"Kamu bawa baju ganti ?" Tanya Revan.

"Bawa...bawa"

Glup.
Revan menelan salivanya berat.

Perlahan tangan Revan mengusap lambang di kantong baju Dery.

"Aku masih nyimpan seragam masa SMA dulu.. Um," wajah Revan bersemu merah, dia malu untuk melanjutkan kata-katanya.

"Boleh.."

"Ah ?" Revan bisa melihat seringai di bibir Dery.

".. aku mau lihat om pakai seragam SMA"

"Um," Revan mengalihkan tatapan matanya kearah lain.

Dery langsung menarik dagu Revan kearahnya.
"Seragam sekolah mana om ?"

"Ca-cahaya Gemilang"

'Wow.. sekolah mahal' batin Dery.

Seringai terlihat dibibir Dery.
"Dery pengen banget lihat om pake seragam, ya om ya ~♡"

"Ta-tapi aku nggak tau masih muat atau nggak"

"Ah, pasti muat kok.. muat~"
Dery membujuk Revan yang akhirnya setuju menuruti keinginan Dery.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang