18

11.4K 1.1K 80
                                    

Luki menatap jarinya lalu menggelengkan kepalanya mencoba sadar dari semua sikap manis Hans, Luki melepas pelukan Hans kemudian menatap Hans tajam.

"Kali ini aku nggak bakal ketipu lagi,." Luki melepas cincin di jarinya lalu menaruh cincin tadi di tangan Hans.

".. sudah ku bilang aku nggak mau dan nggak butuh barang-barang dari kamu!" Luki berbalik berniat pergi tapi tangannya di tahan oleh Hans.

"Luki! Aku tau aku salah.. aku minta maaf!"

"Kalau kamu tau kamu salah! Seharusnya sejak awal minta maaf!" Luki berusaha melepas tangannya dari Hans.

"Iya.. ini salah ku nggak cari tau tanggal ulang tahun mu! Ini salah ku, seharusnya aku ucapin dari malam tadi atau udah siapin dari jauh-jauh hari !"

"Hah ?! Aku ngebahas apa kamu ngomong apa ?!" Luki bingung mendengar kata-kata Hans.

"Luki! Jangan pergi dulu.. ! Kamu mau apa buat ulang tahun mu ? Aku pasti beli'in!" Hans memeluk Luki erat.

"Hans! Aku nggak ngebahas ulang tahun ku!! Mau di rayain atau nggak juga bodo amat!" Luki mendorong Hans menjauh darinya.

"Trus kenapa kamu marah ?"

"Astaga!" Luki meremas kedua lengan Hans kesal.

"Au.. au.. sakit!"

"Kamu.." Luki melonggarkan remasan tangannya.

".. emang nggak tau atau pura-pura nggak tau ?"

Hans menyentuh wajah Luki.
"Apa pun itu aku minta maaf, tapi aku mau tau apa yang bikin kamu semarah ini ?"

Luki menatap tepat di mata Hans.
"Apa ini jadi kebiasaan mu kalau menjalin hubungan nggak ngasih kabar? Kamu nggak balas chat sama telpon ku seminggu lebih"

"Ah, maaf.. aku nggak ngasih tau.. setelah hari itu, besoknya aku balik ke Jerman.. banyak kerjaan disana"

Luki diam karena syok, jadi selama seminggu ini Hans di Jerman.
"Kamu balik ke Jerman ?!"

"Iya, aku nggak ada waktu balas chat kamu .. HP ku-Ughh!" Luki mencubit kesal kedua pipi Hans.

"Jadi ini cuma kesalahpahaman ?" Gumam Luki.

"Memangnya aku harus ngasih tau kamu ?" Tanya Hans dengan wajah sok polosnya.

Luki langsung menendang kaki Hans.
"Au...au! Kenapa marah lagi ? Aku cuma tanya kan ?!" Hans memegang kakinya.

"Ya udah nggak usah kasih tau!! Nggak usah kasih kabar sekalian!! Balik sana ke Jerman!!"

Hans menghela nafasnya lalu berjongkok di hadapan Luki, Hans memegang kedua tangan Luki.

"Maaf, aku nggak tau ... Ini hubungan pertama ku.. jangan marah lagi. Ajari aku pelan-pelan, hm ?" kata Hans menatap Luki.

Luki mengigit bibirnya.
Hans bisa melihat mata Luki berkaca-kaca.

"Maaf, jangan nangis" Hans berdiri lalu memeluk Luki erat.

"Pikiran negatif ku tentang kamu nggak bisa hilang! Aku kesal.. aku marah!" Luki memukul pelan dada Hans.

Hans menahan kedua tangan Luki lalu mengecup singkat dahi Luki.

"Iya, wajar kamu mikir gitu.. aku cukup buruk dimasa lalu.. kamu nggak harus percaya secepatnya, tapi aku bisa bukti'in sampai kamu percaya aku udah berubah.." kata Hans tersenyum lembut.

"..pakai cincinnya lagi ya" Hans berniat memasang cincin dijari Luki tapi Luki menarik tangannya.

Luki menatap lekat mata Hans.
"Aku punya permintaan di hari ulang tahun ku"

"Permintaan apa, sebutin aja ?" Tanya Hans tanpa menaruh curiga.

"Aku mau kamu minta maaf sama mereka"

"Mereka ?" Hans menaikkan alisnya.

"Iya, orang-orang yang sudah kamu jadikan mainan.. aku bakal percaya kamu sudah berubah kalau kamu mau menuhin permintaan ku"

Hans langsung diam seribu bahasa.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang