"Dia sekolah di Alvano?" Kinan akhirnya bersuara setelah beberapa menit hanya terdengar suara dari radio mobil. Sebenarnya sudah banyak pertanyaan yang menumpuk di pikiran gadis ini, tapi bingung mengutarakannya.
"Hng?" Rikas menoleh sekilas. "Siapa? Kiara?"
"Iyaa."
"Iya, dia pindah ke Alvano." Jawab Rikas dengan tatapan fokus ke jalan.
"Kenapa?"
Dahi Rikas mengerut, tidak paham dengan pertanyaan Kinan. "Maksudnya?"
"Kenapa dia balik ke Jakarta? Bukannya orang tuanya tugas disana?"
"Dia bilang Bokapnya bangun usaha restoran disini. Jadi dia ikut pindah."
"Gue kira karena pengen nyari lo." Sahut Kinan.
Rikas tertawa. Tangan kirinya melepas stir dan mengacak rambut Kinan. "Ya kali, emangnya gue sepenting apa di cariin."
"Kan kalian pernah pacaran. Siapa tau dia masih sayang sama lo." Ucap Kinan sambil menatap wajah Rikas baik-baik. "Lo masih belum move on kan dari Kiara?" Tanya Kinan dengan mata memicing dan jari telunjuk mengarah ke Rikas.
"Anak kecil sok tau!"
Kinan mencibir. "Cepet ngaku!"
"Ngaku apaan?"
"Kalo lo belum move on!"
Rikas menghentikan mobilnya melihat trafic light sudah berganti menjadi merah. Kepalanya kini menoleh ke gadis disebelahnya, gadis yang masih menatapnya dengan penasaran. "Apaan?" tanyanya dengan satu alis naik.
"Hih! Ngaku!"
Rikas memegang wajah Kinan dengan dua tangannya, memainkan pipi chubby Kinan. "Cerewet. Anak kecil gak boleh tau urusan orang dewasa."
Kinan meraih tangan kanan Rikas yang masih memainkan pipinya, kemudian menggigit lengan pria itu kuat-kuat. "Gue udah gede!" ucapnya setelah melepaskan gigitan.
"Hisss, Nan! Jorok banget sihh." Rikas mengusap-usap lengannya yang kemerahan karena Kinan menggigitnya kuat. "Lo ada dendam apa sama gue?"
"Banyaakkk!"
"Yaudah turun. Pulang naik bus sana."
"Ohh nantangin?" Kinan malah menatap Rikas dengan berani. Dia membenarkan tali ranselnya, bersiap untuk membuka pintu mobil namun tubuhnya langsung dipeluk oleh Rikas.
"Bercanda."
Kinan tersenyum dalam pelukan pria itu, senang karena dirinya merasa menang. Kinan sebenarnya berani naik bus, tapi Rikas saja yang overthinking. Rikas selalu beranggapan angkutan umum berbahaya. Padahal Kinan sudah besar. Atau jangan-jangan Rikas memang menganggapnya anak kecil? Senyum Kinan luntur, berganti dengusan kecil.
****
Kinan memasuki kelas 15 menit sebelum bel masuk berbunyi, kelas sudah lumayan ramai, sudah banyak anak kelasnya yang datang termasuk Ratu yang biasanya datang mepet dengan bel masuk. Setelah meletakkan tasnya diatas meja, Kinan menggerakkan kepalanya mendekati Ratu untuk mengintip apa yang sedang gadis itu lakukan, ternyata Ratu sedang main mobile legend. Kinan tidak heran, Ratu memang tidak bisa lepas dari game.
"Apa lo liat-liat!" ucap Ratu.
"Emang serunya apa sih main itu?"
"Makanya main, biar tau."
Kinan menggelengkan kepalanya. "Seru baca wattpad."
"Ciri-ciri orang suka ngehalu. Bacaannya novel sama wattpad."
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.