Hari ini kegiatan belajar mengajar belum begitu efektif. Ada kelas yang sudah memulai pelajaran, dan ada juga kelas yang kosong. Kebanyakan kelas kosong karena para guru sepertinya sedang menyiapkan administrasi pembelajaran. Karena kegiatan pembelajaran yang belum begitu efektif, kantin menjadi tempat yang kini diserbu siswa-siswi Alvano. Semua meja di kantin sudah terisi penuh padahal jam masih menunjukkan pukul 09.05 WIB, masih 25 menit lagi bel istirahat berbunyi. Kantin di dominasi oleh kelas 11 dan 12, kelas 10 sepertinya belum punya nyali untuk nongkrong di kantin.
"Buah belimbiing, buah kedondong, Neng bando kuning, kenalan dong!" seru Dino, lelaki hitam manis dengan rambut agak kriwil yang kini menjadi perhatian anak-anak di kantin.
Gadis bando kuning yang baru saja melewati meja Dino dkk menoleh sejenak, kemudian melanjutkan langkahnya dengan terburu meninggalkan kantin. Hal itu tidak luput dari tatapan para lelaki yang menempati meja pojokan. Mereka semua terbahak melihat reaksi yang ditunjukkan korban rayuan manis Dino.
"Jijik dia, No!" Ujar Bisma dengan tawa lepas mengejek Dino yang duduk tepat di depannya.
"Anjay lo, Bis!" Dino melemparkan sedotan bekasnya ke wajah Bisma.
"Matanya masih normal, No. Tau mana yang ganteng, mana yang buluk," Sivia yang duduk tidak jauh dari meja Dino dkk ikut bersuara.
"Coba yang ngerayu elo, Kas. Kicep tuh cewek!" Reva, gadis manis yang duduk di sebelah Sivia turut andil membully Dino.
"Diem lo semua!" maki Dino kesal.
"Rikas kagak doyan berondong, ye gak, Kas?" Ujar Dafa.
"Rikas doyannya yang kek gini," Mata Bisma mengarah ke pintu masuk. "Della, coy, Della..."
Dafa yang tadinya fokus main ML, jadi ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Bisma. Benar saja, pentolan anak IPS sekaligus cewek hits Alvano tengah berjalan ke arah mereka. "Anjay, cantik banget...." Gumam Dafa.
"Mirip Zara JKT fourty five..." celetuk Bisma
"Fourty eight, goblok!" Dino menoyor Bisma.
"Mata penuh dosa," Reva mencibir.
"Hai,"
Della berhenti di samping meja Dino dkk.
"Haiii!" Balas Bisma dan Dino kompak sembari melambaikan tangannya.
Reva berdecih. "Kadal memang."
"Ini ada undangan ulang tahun buat lo semua. Dateng ya," Della membagikan undangan berwarna biru muda pada Dino, Dafa, Bisma, dan terakhir Rikas. "Jangan lupa dateng ya, Kas, malem minggu." Ucapnya dengan senyuman tertuju ke Rikas.
Rikas menerima undangan itu, menatapnya sebentar lalu mendongak. "Gak janji ya, Del," Ucap Rikas. "Thank undangannya,"
"Lo udah ada acara ya?" Tanya Della.
"Rikas pasti dateng kok!" Dino menyahut ucapan Della.
"Iya, Del, jangan khawatir. Rikas pasti dateng sama kita kita," Ucap Dafa. "Gilak ada Fiersa sama HiVi?"
Della mengangguk dengan senyum yang masih bertahan di wajahnya. "Biar gak sepi-sepi banget," ucap Della.
Rikas tampak tidak tertarik dengan obrolan teman-temannya dan Della, mata pria ini justru tertuju ke gadis yang baru saja memasuki kantin sendirian. "Kinan!" Teriak Rikas.
Gadis itu tidak menoleh. Suasana kantin sedang rame, Kinan pasti tidak mendengarnya. Akhirnya Rikas beranjak dari kursi.
"Mau kemana lo?!" Tanya Dafa
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.