Rikas : Pergi jam 8 ya
Rikas : Dah makan belum?
Rikas : Jngn makan mie!
Rikas : Ntar sekalian makan diluar aja kalo belum makan
Sudah sejak habis maghrib Rikas mengirimi chat, namun tidak Kinan buka. Dia membaca isi chat melalui notifikasi yang masuk. Sengaja memang. Dia masih kesal dengan pria itu. Kan dia yang mengajak makan es krim, tapi malah di kacangin.
"Bosenn..." Kinan memandangi langit-langit kamar, bingung harus melakukan apa. Novel baru yang dibelinya sudah habis dia baca, mau baca wattpad tapi tidak menemukan cerita yang menarik. Cerita yang sudah dia masukkan dalam perpustakaan belum ada yang update. Sedangkan mau nulis cerita, Kinan sedang tidak mood. Tidak ada ide yang muncul jika moodnya buruk.
"Mau seblak..."
"Chatime..."
"Pizza juga enak..."
Kinan meraba-raba kasur, mencari ponsel yang tadi dia geletakkan begitu saja. Setelah menemukan benda canggih itu, Kinan membuka aplikasi pengantaran online. Kinan benar-benar memesan makanan yang ada dalam bayangannya. Perutnya sudah berbunyi pertanda bahwa dia benar-benar lapar. Seblak, chatime, Pizza, dan ayam goreng crispy.
"Pesan!" ucap Kinan, menekan tombol pesan pada aplikasi pengantaran. Dia tersenyum, sudah tak sabar menunggu makanannya datang.
Layar ponsel Kinan berganti menampilkan kontak seseorang. Siapa lagi kalau bukan Rikas. Pria itu menelfonnya.
"Salah sendiri ngeselin," Kinan menekan tombol reject.
Tak lama chat dari Rikas muncul.
Rikas : Kok di reject?
Rikas : Nan?
Rikas : Lo dirumah kan?
Rikas : Lo baik2 aja?
Rikas : Gue otw sekarang
Rikas : Kalo ada apa2 lapor Pak Gito
Rikas : 10 menit gue sampe.
Kinan melengos, mengabaikan rentetan chat yang masuk dari Rikas. Melempar Ponsel ke kasur, Kinan berjalan menuju meja belajar untuk mengambil laptopnya kemudian kembali duduk diatas kasur.
"Nonton drama ah," Gumamnya, menekan tombol on pada laptop.
Kinan memandangi figura foto yang terpajang di dinding, foto itu diambil 6 tahun yang lalu saat Kinan lulus SD. Lengkap dengan mama Papanya. Keluarga yang harmonis. Dulu. Sekarang Kinan hanya sendiri di rumah besar ini, Papanya lebih sering bekerja ke luar kota. Kinan menggigit bagian dalam bibirnya, menahan tangis. Dia rindu keluarganya.
"Mah, Kinan sendiri." Ucapnya dalam hati.
Ting!
Kinan mengucek matanya, menghapus jejak air mata agar tidak menetes. Dia mengalihkan pandangannya ke layar laptop yang sudah menyala, membuka aplikasi google chrome dan mulai menjelajahi drama korea yang sedang populer.
Kinan meraih boneka teddy bear berwarna cokelat dengan ukuran besar, meletakkannya di pangkuan dengan dagu bertumpu pada kepala boneka. Begini kegiatannya jika bosan, jika tidak menulis cerita, ya nonton drama korea.
****
"Kinan di dalam kan, Pak?" Rikas menurunkan kaca mobil, berbicara pada pria berkumis tebal yang menjaga rumah Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.