Kinan mematikan alarm untuk ketiga kalinya, kemudian kembali memeluk boneka tedy bear besar. Baru saja ingin kembali memejamkan mata, suara deringan kembali mengganggu. Kali ini bukan suara alarm, namun ponselnya yang ada di atas meja. Dengan wajah merengut sebal, Kinan meraih ponselnya dengan malas. Matanya menyipit melihat nama Rikas tertera di layar ponsel. Tangannya langsung menekan tombol hijau.
"Bangunn!" Ucap Rikas tegas
"5 menit lagi,"
"Kinan, bangun! Mandi terus sholat,"
Kinan menyandarkan ponselnya pada guling, matanya terpejam membiarkan Rikas mengomel sendiri.
"Nan, bangun atau gue kesana terus gue siram?" ancam Rikas.
Kinan membuka matanya, menatap Rikas yang ada di layar ponsel dengan sebal. "Baru jam setengah 5 ihh,"
"Mandi, subuhan, sarapan. Di cek lagi barang bawaannya," Ucap Rikas mendikte apa saja yang harus di lakukan Kinan. Berbeda dengan Kinan yang masih nyaman di kasur, Rikas sudah rapi dan tampan. Pria itu mengenakan kaos hitam dengan rambut yang sudah di tata rapi.
Kinan berdehem, gadis ini mengerjapkan matanya. Masih berusaha mengumpulkan nyawa.
"Lo beneran di jemput Ratu? Gak mau berangkat sama gue aja?"
"Gak mau! Lo berangkat jam 6," Tolak Kinan mentah –mentah. Karena Rikas sebagai ketua OSIS sekaligus panitia acara camping, maka pria itu berangkat lebih pagi dari pada peserta camping lainnya untuk mempersiapkan keberangkatan mereka menuju tempat perkemahan. "Ratu udah bilang mau jemput kok."
"Yaudah, cepet mandi gih. Jam setengah 7 udah otw. Awas kalo telat,"
"Kalo gue mendadak sakit gimana, Kas? Masa gak ada toleransi kalo ada siswa yang sakit,"
"Gak usah aneh –aneh," Ucap Rikas memperingati. Sejak semalam Kinan mengeluarkan berbagai alasan agar tidak ikut camping yang jelas langsung di tolak oleh Rikas. "Nanti sebelum berangkat minum antimo dulu, lo kan gak pernah naik bus. Takutnya ntar mabuk. Perjalanan jauh, Nan."
"Gak mabuk kok. Dulu pas camping kelas 10 gak mabuk,"
"Jaga –jaga, Nan. Udah cepet bangun. Gue matiin ya? Gue mau siap –siap,"
Kinan berdehem.
"Gue matiin, lo jangan lanjut tidur lagi!" ancam Rikas.
"Iya, Ishhh...."
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam,"
Kinan mengucek matanya setelah video call dimatikan oleh Rikas. "Ngapain sih ada camping. Gak suka," Gerutu Kinan, beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Kinan tidak mau mendengar ceramah Rikas lagi, pria itu pasti akan ngamuk kalau sampai dia terlambat.
*****
"Kelompok 6 mana?!" Cecep dengan membawa toa menatap deretan siswa siswi yang sudah berbaris didepannya. Dia tengah mengabsen setiap kelompok, kelompok yang sudah lengkap di persilahkan untuk memasuki bus. Ada 5 bus yang akan membawa mereka ke area perkemahan, dimana setiap bus di isi oleh 2 kelompok dan 5 orang anggota OSIS.
"Lengkappp," Dino yang ditunjuk sebagai ketua di kelompok mengacungkan tangan menandakan semua anggota kelompoknya sudah hadir. "Let's go masuk bus gaess," Komando Dino pada teman-teman sekelompoknya.
"Kelompok 7 lengkap?"
"Lengkapp, tapi si Tari sama Fio lagi ke toilet," Seru Reno.
Cecep mengangguk. "Boleh naik ke bus dulu. Mereka udah tau kan kalian bus berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.