Kinan memoleskan pelembab ke bibirnya, kemudian mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Ia mengecek jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.25 WIB. Gadis ini buru-buru meraih ransel dan juga ponsel yang ia cas disamping kasur, ia harus memesan taksi online sekarang juga..
"Duh, kenapa gak pesan dari tadi sih, Nan." Kinan menepuk dahinya, sembari menuruni tangga, ia membuka aplikasi taksi online. "Ck, alamat sekolah dimana ya."
"Kalo turun tangga jangan sambil main HP," ketukan pelan di dahi Kinan menghentikan langkah gadis itu. Kinan mendongak dan menemukan Rikas ada di hadapannya. Pria itu sudah rapi dengan seragam putih dibalut dengan jaket krem yang selalu pria itu gunakan saat ke sekolah.
"Kok disini?" tanya Kinan heran.
"Terus dimana? Genteng?"
Kinan mendengus mendengar jawaban asal dari Rikas. "Iss, katanya mau jemput Kiara."
"Kapan gue bilang mau jemput Kiara?"
"Semalem."
"Gak ada tuh,"
"Adaa.Lo jemput Kiara aja gak papa, gue bisa naik taksi kok. Nih, gue mau pesen taksi," Kinan menunjukkan aplikasi taksi online diponselnya. "Ini bener kan alamat sekolah kita?"
Rikas menekan tombol keluar pada ponsel Kinan. "Siapa yang suruh naik taksi?" Rikas menaikkan satu alisnya. "Dengar ya, lo berangkat dan pulang sekolah sama gue sampai kita lulus sekolah." Ucap Rikas.
Kinan cemberut. "Gue gak mau jadi obat nyamuk,"
"Siapa yang jadiin lo obat nyamuk?"
"Lo sama Kiara."
"Gue gak jemput Kiara lagi,"
"Kok gitu?"
"Lo maunya gitu, kan?"
Kinan memainkan tali ranselnya. Kenapa ia merasa menjadi orang jahat? Padahal bukan itu yang Kinan mau. Kinan dengan senang hati membiarkan Rikas berangkat bersama Kiara, Kinan juga ingin belajar mandiri, tidak terus-terusan merepotkan Rikas. "Bukan gitu,"
"Apalagi, Nan? Gak usah terlalu banyak mikir. Ayo sarapan," Rikas meraih tangan Kinan, membawa gadis itu menuju meja makan. "Om Arkan mana?" tanya Rikas, ia menarik kursi untuk Kinan, kemudian menarik satu kursi lagi untuk dirinya.
"Udah pergi dari jam 6 tadi."
"Cepet di makan sarapannya, nanti kita telat,"
Kinan mengangguk, ia menyantap nasi goreng yang sudah disajikan oleh Bik Inah. "Lo gak makan?"
"Udah makan tadi dirumah," ucap Rikas. Pria ini sibuk dengan ponselnya. Ada beberapa pesan yang belum sempat ia balas. Rikas bukan tipe pria yang suka chattan, jadi kalau menurutnya tidak begitu penting ia lebih memilih mengabaikan chatnya.
Kiara
Lo udh berangkat?
Rikas
Masih dirumah Kinan
Lo bawa mobil sendiri?Kiara
Iya. Ini udah otw
Rikas
Ok. Take care
jangan nyetir sambil main hpKiara
Take care juga kas
sampai ketemu di sekolahRikas meletakkan ponselnya di saku jaket, ia menatap gadis disebelahnya yang sedang makan sembari menonton idol korea di ponselnya. "Kunyah yang bener." Rikas mengambil ponsel Kinan, ia gemas melihat Kinan justru fokus menonton dari pada menghabiskan sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.