Pukul 16.20 WIB
Kinan menikmati es krim vanila ditemani suasana sore di Jalan Braga yang lumayan ramai oleh lalu lalang muda-mudi. Kinan suka suasana sore disini, apalagi kalau senja sudah mulai datang, pasti langitnya lebih indah.
"Yakin gak mau beli donat?"
Kinan menggeleng, tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan. "Udah kenyang." Ucapnya. Tadi setelah main salju mereka makan ayam penyet, kemudian sebelum sholat ashar mereka makan bakso. Satria sepertinya niat membuatnya gemuk karena sebentar-bentar beli jajan.
"Siniin es krimnya, Sat." Kinan menjulurkan es krimnya ke depan, kemudian mengeluarkan ponselnya. "Gue foto ya?" ucapnya meminta izin.
Satria mengangguk. "Foto yang bagus, terus tag gue." Ucap Satria. Ia menjulurkan tangannya, mendekatkan es krimnya dengan es krim milik Kinan. Kepalanya melirik ke layar ponsel Kinan. "Bentar, bentar, kurang fokus tuh."
"Bagus?" Kinan menunjukkan hasil fotonya.
"Blur." Jawab Satria. Ia mengambil alih ponsel Kinan, mengarahkan kamera ke arah es krim dan memotretnya dengan apik. Pria ini tersenyum puas setelah mendapat gambar yang bagus. "Pegangin dulu punya gue." Satria menyerahkan es krimnya pada Kinan.
"Wah, parah! Lo belum follow gue ya?!" Satria mendengus. Mencari akun instagramnya melalui ponsel Kinan dan mengklik tombol follow tanpa persetujuan si pemilik akun. "Parah banget cowok ganteng se-Alvano gak di follow." Celetuk Satria.
Kinan mencibir. "Kata siapa ganteng?"
"Yeeuu gini-gini gue banyak penggemar ya. Lo lihat nih followers gue 2k," ucap Satria, memamerkan followernya dengan bangga.
"Sombong banget. Rikas udah sampe 8k tapi dia bego gak mau buka endorse." Ucap Kinan, membanggakan dan menghujat Rikas secara bersamaan. Kinan heran kenapa Rikas tidak mau memanfaatkan wajahnya yang ganteng dan followersnya yang banyak untuk mendapatkan uang. Kan lumayan, Kinan bisa sering-sering minta beliin novel.
Satria menjitak pelan kepala Kinan. "Lo jangan bandinginnya sama Rikas dong. Kebanting gue."
Kinan nyengir. Ia memberikan es krim Satria dan kembali menikmati es krim miliknya sebelum mencair.
****
"Anj*ng!" Maki Bisma. Ia melempar ponselnya ke sofa dengan kesal. Sementara dua pria yang duduk lesehan di karpet tertawa puas.
"Mampus lo! Cepet push up 20 kali." Ucap Dino senang.
"Iye!" Bisma turun ke lantai, memposisikan diri untuk melakukan push up 20 kali seperti perjanjian mereka.
"Semangat, Bis!" Dafa merekam Bisma yang sedang push up sambil tertawa puas.
"Tag gue, Daf!" Seru Dino. Pria ini duduk di sofa yang tadi ditempati Bisma, ia menyantap bolu pandan yang ada di atas meja. "Btw, lo gak pulang, Ki?" Tanya Dino, mengarahkan tatapannya pada gadis cantik yang duduk di pinggir kasur, tepatnya di sebelah Rikas.
Kiara melihat jam di tangannya. "Bentar lagi deh."
"Pulang aja, Ki, lo udah dari pagi jagain gue."
"Aseekk! Ada yang jagain sekarang." Goda Bisma yang sudah selesai dengan push up-nya. "Kalo gitu bisa kali Kinan buat gue." Lanjutnya.
"Mending sama gue aja, Kas, lo percaya kalo Kinan sama Bisma?" Sahut Dafa.
"Kinan lagi liburan di Bandung ya, Kas?" Dino mengalihkan topik setelah melihat instagram story Kinan. Tidak biasanya Kinan membuat banyak story di instagram.
"Enggak." Sahut Rikas.
"Lah, ini dia lagi di Braga." Dino mengarahkan layar ponselnya ke arah Rikas, namun sepertinya percuma karena jarak mereka yang agak jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.