Perjalanan menuju pantai Carita Anyer mereka tempuh kurang lebih 3 jam. Perjalanan mereka di warnai dengan adu mulut Bisma dan Dino, serta suara melengking Dafa yang bercita-cita jadi anak band tapi tidak mau ikut seni musik.
Kinan mengucek matanya setelah merasakan tepukan pelan di lengan, dia tertidur dengan memeluk bantal leher berbentuk kepala doraemon miliknya yang memang selalu ada di mobil Rikas.
"Udah sampe," ucap Rikas.
Kinan mengerjapkan matanya.
"Di ajak jalan-jalan malah tidur," Cibir Rikas yang masih setia menunggu Kinan benar-benar bangun. Sementara Bisma, Dafa dan Dino sudah keluar duluan dari mobil.
"Jauhhh.." Ucap Kinan dengan bibir cemberut. Gadis ini menoleh ke belakang dan tak menemukan teman-teman Rikas. "Bisma, Dafa, Dino mana?"
"Udah turun. Ayo," Rikas melepaskan seatbelt dan turun lebih dulu dari mobil.
Kinan melihat pantulan dirinya pada kaca, mengucek matanya sebentar agar tidak terlihat seperti orang bangun tidur, baru kemudian turun dari mobil. "Tasnya gak di bawa?" Tanya Kinan.
Rikas menggeleng. "Nanti aja," Pria ini mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh Kinan.
Suasana pantai terlihat ramai oleh pengunjung, maklum weekend seperti ini tidak ada tempat wisata yang sepi. Apalagi pantai merupakan tempat wisata yang tepat untuk melepaskan penat dari hiruk pikuk Ibu kota.
"Woyy, anjing! Basahhh baju gue!"
Itu suara Dino.
Rikas menggeleng melihat tingkah 3 temannya yang sudah kejar-kejaran. Baru juga sampai tapi Dino sudah basah kuyup. Bisa di pastikan Bisma dan Dafa yang menyeburkan pria itu ke pantai.
"Duduk dulu ya. Masih panas," Ucap Rikas menunjuk salah satu pendopo kosong.
Kinan menggeleng. "Mau naik banana boat, Kas," ucapnya, menunjuk perahu karet berbentuk pisang yang tengah dinaiki 4 orang dewasa.
"Nggak, ah. Gak ada berenang-berenang ya,"
"Terus ngapain gue bawa baju ganti?"
"Buat jaga-jaga aja kalo baju lo bas -anjing!" Rikas mengumpat ketika tubuhnya diangkat paksa oleh Dino dan Dafa, sedangkan Bisma memegang kakinya. "Woy! Lepasin!" Teriaknya.
"Gak afdol kalo gak basah, Kas,"
Byuuurrrr!!
Tubuh Rikas di jatuhkan begitu saja oleh Dino dan Dafa setelah mencapai pantai. Tiga pemuda ini tergelak, puas karena berhasil membuat Rikas basah. "Adil, Kas. Kita semua juga basah," Bisma merentangkan tangan, menunjukkan badannya yang juga basah karena ulah 2 teman laknatnya.
"Ada yang belum basah, Bis," celetuk Dafa dengan mata melirik ke arah Kinan.
"Gak usah macem-macem lo," Rikas menyipratkan air ke wajah Dafa, mengerti maksud temannya itu.
"Halah, gak asik,"
"Kinan!" Bisma meneriaki Kinan yang masih berdiri di bawah pohon kelapa, Pria ini melambaikan tangan, mengisyaratkan Kinan untuk mendekat.
"Bis, gua bilang gak usah macem-macem." Ucap Rikas.
"Main banana boat yuk, Nan," Ajak Bisma setelah Kinan sampai di hadapan mereka. Tanpa di duga, Kinan mengangguk dengan antusias. Jarang-jarang Kinan tersenyum lebar seperti sekarang.
"Nan,"
Tak menghiraukan ancaman Rikas, Bisma merangkul Kinan, membawa gadis itu menuju bapak penyewa banana boat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.