Mata Kinan melotot melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 00.11 WIB, padahal tadi niatnya hanya tidur sebentar. Kinan mengambil ponselnya dengan buru-buru.
Tante Rosa : Kinan jadi kesini?
Tante Rosa : Nanti langsung msk aja ya
Tante Rosa : Pintunya gk tante kunci
Sudah ada 3 notification pesan dari Mamanya Rikas. Kinan mengetikkan balasan dengan gerakan cepat.
Kinan : Tante Kinan ketiduraannn
Kinan : Rikas udah tidur belum, tan?
Kinan : Kinan otw ya tan
Setelah mengirim chat itu, Kinan mengambil hoodie abu-abu, melapisi baju tidurnya dengan hoodie lalu melihat tampilan dirinya didepan cermin.
"Ketemu Rikas doang. Gak papa deh." Gumam Kinan melihat pantulan dirinya.
Hari ini hari ulang tahun Rikas, harusnya sekarang Kinan sudah berada dirumah Rikas untuk memberikan surprise pada sahabatnya itu. Tapi bodohnya ia malah ketiduran. Kinan mengambil kotak yang sudah dibungkus kertas kado dan diberikan hiasan pita diatasnya, lalu melangkah cepat keluar dari kamar.
"Pahhh, kenapa gak bangunin Kinan?!" tanya Kinan sedikit berteriak saat melihat Papanya ternyata masih terjaga dan tengah menonton TV.
"Loh, Papa kira gak jadi," ucap Arkan tanpa rasa bersalah. Ia melihat jam di dinding. "Udah jam setengah 1. Jadi ke rumah Rikas?"
Kinan menganggukkan kepalanya. "Jadiii. Papa sih gak bangunin, jadi telat kan," ucapnya dengan bibir cemberut.
"Beneran jadi? Nanti ganggu Rikas sama keluarganya." Ucap Arkan ragu. Masalahnya ini sudah tengah malam, tidak enak bertamu ke rumah orang malam-malam begini.
"Kinan udah chat tante Rosa kok. Gak papa, katanya."
Arkan mengangguk, ia berdiri meraih kunci yang digantung tidak jauh dari televisi. Sedangkan Kinan berlari menuju dapur untuk mengambil cake yang sudah dibeli bersama Papanya setelah sholat Isya tadi.
"Semoga Rikas udah tidur, jadi bisa gue kagetin," ucap Kinan dalam hati.
****
Mobil Arkan berhenti didepan rumah mewah milik keluarga Rikas. Kinan memperhatikan penampilannya sekali lagi melalui kaca yang ada didalam mobil. "Papa pulang aja, nanti Kinan minta anterin Rikas." Ucap Kinan.
"Beneran?" tanya Arkan memastikan.
Kinan mengangguk. "Besok kan Papa kerja, takutnya kelamaan kalo nungguin Kinan,"
"Kamu juga besok sekolah," Arkan ikut merapikan rambut putrinya.
Kinan nyengir. "Jam 1 udah pulang kok. Janji!" Kinan mengulurkan jari kelingkingnya ke sang Papa yang dibalas dengan tautan kelingking oleh Arkan.
"Yaudah, hati-hati ya." Arkan memberikan satu kecupan sebelum Kinan keluar dari mobil.
Kinan mengangguk, ia keluar dari mobil. Udara dingin langsung menerpa wajahnya. Wajar saja ini sudah dini hari. Kinan berjalan cepat memasuki rumah Rikas, ia mendorong pagar pelan-pelan karena pagarnya tidak terkunci.
"Loh, Neng Kinan." Ucap Pak Udin yang baru saja keluar dari pos satpam karena mendengar suara pagar didorong. "Pasti mau kasih surprise buat Den Rikas yaa?" ucapnya lagi dengan raut jenaka.
Kinan mengangguk disertai senyuman. "Iya, Pak."
"Masuk, Neng. Temen-temen Den Rikas juga banyak yang dateng,"
Dahi Kinan berkerut samar. "Temen-temen Rikas?"
"Iya, Neng, mau kasih surprise buat Den Rikas. Udah dari tadi datengnya." Jawab Pak Udin sembari mengecek jam di pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.