Kinan pasrah saja mengikuti kemana pun Ratu melangkah. Mereka kini berada di salah satu mall terbesar di Ibu kota. Masih mengenakan seragam sekolah karena Ratu malas kalau harus ganti baju dulu. Ah iya, sudah tiga hari ini Kinan selalu pulang dengan Ratu karena Rikas disibukkan dengan tugas sejarah.
"Kita liat skincare dulu ya." Ratu menarik Kinan memasuki toko Guardian. Alasannya mengajak Kinan ke mall karena toner dan pelembabnya sudah habis.
"Itu untuk apa?" tanya Kinan penasaran. Dia jarang sekali memasuki toko skincare karena produk perawatan wajah yang dia gunakan hanya sabun cuci muka dan sunscreen. Tidak lupa bedak bayi. Kinan sering melihat skincare yang wara-wiri di eksplore instagramnya, ingin membeli tapi takut tidak cocok dengan kulitnya.
"Pelembab. Biar muka lo gak kering, terus glowing."
Kinan membulatkan bibirnya, mengambil produk yang sama yang tengah Ratu pegang. "Lo pake ini?"
Ratu menganggukkan kepalanya. "Baru satu bulan. Bagus tau. Muka gue gak kusam lagi." Ucapnya sambil memasukkan pelembab tersebut ke dalam tas belanja yang tadi diberikan oleh pelayan toko. "Pelembab lo merk apa?"
"Gue gak pake pelembab. Cuma pake sunscreen."
"Sumpahh?"
Kinan menganggukkan kepalanya.
"Cuci mukanya apa?"
"Sabun bayi."
Ratu melotot tidak percaya. "Seriusan? Cuma sabun bayi?"
Kinan lagi-lagi mengangguk. Dia memang tidak pernah menggunakan skincare yang aneh-aneh. "Gue gak ngerti skincare soalnya. Penasaran pengen nyoba, tapi takut." Ucapnya sambil melihat deretan skincare yang tidak dia ketahui namun menarik perhatiannya. "Kalo ini buat apa?" Kinan menunjukkan pelembab dengan wadah berwarna hijau.
"Itu buat jerawat. Lo gak gampang jerawatan kan?"
"Nggak." Jawab Kinan. Jarang sekali muncul jerawat di wajah gadis cantik ini meskipun hanya memakai sabun bayi, bahkan Kinan tidak pernah bermasalah dengan wajahnya. Paling hanya bibirnya yang sering kering, dan berkat penjelajahan di youtube, dia menemukan pelembab bibir yang cocok. "Gue mau beli pelembab juga." Ucap Kinan, mengutarakan keinginannya. "Tapi gak tau yang mana. Bagusnya yang mana? Yang warna pink lucu."
Ratu menjitak pelipis Kinan pelan. Bisa-bisanya gadis itu memilih skincare karena kemasannya yang lucu. "Heh, milih skincare bukan dari wadahnya doang yang lucu. Baca ingredient-nya. Kulit lo normal, berminyak atau kering?"
Kinan nyengir. "Normal."
Ratu mengedarkan pandangannya ke deretan pelembab. Mengambil satu pelembab dengan merk yang terkenal bagus karena sudah di review oleh beberapa beauty vlogger. "Ini bagus. Gue pernah lihat review beauty vlogger di youtube."
Kinan menerima pelembab yang diberikan Ratu, membaca klaim dari si produk tersebut kemudian menganggukkan kepalanya. "Bisa bikin gue kayak Yuri SNSD gak?"
Ratu menganggukkan kepalanya. "Bisa." Jawabnya. "Bisa gila dunia kalo pake pelembab langsung berubah kek Yuri SNSD." Lanjutnya dengan ketus.
Kinan tertawa, senang melihat wajah Ratu yang kesal.
"Eh, lo harus coba lipstik ini, Nan!" Ratu menarik Kinan menuju deretan lipstik berbagai merk. Mengambil satu buah lipstik berwarna peach dan menyodorkannya ke Kinan. "Ini bagus. Masa lo Cuma pake pelembab doang sih. Kaga kelihatan merah."
"Gak mau, ah." Tolak Kinan. Dia teringat Rikas yang mengatakan bibirnya merah saat menggunakan liptint milik Ratu. "Merah banget. Kata Rikas, nanti kayak cabe-cabean."
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.