Jam istirahat Kinan hanya berdiam diri dikelas sambil menikmati es krim rasa cokelat yang dibelikan oleh Ratu. Kata gadis itu, warung Mang Agus sekarang menjual aneka es krim. Ratu membeli 2 bungkus dengan rasa yang sama, satu untuk gadis itu dan satu lagi untuk Kinan. Kinan tidak ikut ke kantin karena memilih menamatkan cerita wattpad yang baru di bacanya semalam. Kinan adalah tipe orang yang tidak bisa menahan rasa penasaran, jadi dia menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca wattpad.
"Seragam lo kotor."
Kinan mendongak, di hadapannya sudah berdiri Dewa yang tertawa sembari mengulurkan tisu. Kinan menunduk melihat seragamnya, benar saja, ada noda es krim disana. "Makasih." Ucap Kinan, menerima sodoran tisu dari Dewa dan membersihkan noda es krim di seragam putihnya.
"Es krimnya cepet dihabisin. Keburu meleleh terus seragam lo makin kotor."
Kinan mengangguk. Efek makan es krim sambil baca wattpad, jadinya kotor semua. Kinan menghabiskan es krimnya dengan cepat sebelum meleleh dan mengotori seragam serta mejanya.
Sementara Dewa belum beranjak dari hadapan Kinan, Dewa asik memperhatikan sahabat Rikas yang pemalu itu.
"Kenapa?" Kinan mengerjap, menatap Dewa dengan bingung. Pasalnya Dewa masih berdiri dihadapannya dengan wajah senyum-senyum. Membuat Kinan salah tingkah dan buru-buru membersihkan bagian sekitar mulut dan tangannya yang lengket.
"Lo kayak adek gua tau gak, kalo makan es krim belepotan."
Wajah Kinan bersemu merah. Tentu saja malu karena makan es krim sampai belepotan. Kalo didepan Rikas sih, Kinan biasa saja, tapi ini dilihatin oleh Dewa dan beberapa anak yang ada dikelas. Untung saja tidak terlalu ramai.
"Gue ke toilet dulu." Ucap Kinan dengan kepala menunduk. Sepertinya dia harus menyusul Ratu yang sedang menunaikan panggilan alam. Selain untuk menghindari Dewa, Kinan juga harus membersihkan noda di seragamnya, tangannya juga lengket akibat lelehan es krim.
"Kinan."
Baru sampai didepan kelas, suara Dewa terdengar. Kinan menoleh kearah pria itu.
Dewa maju mendekati Kinan, kali ini mengulurkan sapu tangan dari saku celananya. "Bersihin pake ini. Biar seragam lo gak basah semua. Kata Rikas, lo itu ceroboh."
"Be... beneran? Nanti sapu tangan lo kotor." Ucapnya tak enak.
Dewa meraih tangan kanan Kinan, meletakkan sapu tangannya di tangan gadis itu. "Kan, bisa dikembaliin besok."
Kinan mengangguk, tersenyum tipis pada Dewa. "Makasih, Dewa." Ucapnya lalu meninggalkan kelas dengan langkah cepat. Kinan merutuki Rikas yang bisa-bisanya mengatakan dirinya ceroboh. Ya, memang dia ceroboh sih. Tapi kan, gak usah diceritakan ke temen-temennya juga. Kinan kan malu.
****
"Makan es krim doang sampe kotor semua seragam lo." Ucap Ratu, bersandar pada tembok dengan tangan bersedekap memperhatikan Kinan membersihkan seragamnya.
"Tadi sambil baca wattpad, jadi es krimnya meleleh."
Ratu melengos. "Wattpad mulu. Gue aduin Rikas ya, lo tadi pas jam pelajaran baca wattpad mulu."
Kinan menoleh pada Ratu, bibirnya mencebik. "Ih, jangan. Nanti dia ngomel kayak emak-emak. Terus, laptop gue nanti disita sama dia."
Alis Ratu terangkat. "Dia sampe nyita laptop lo?"
Kinan mengangguk, sambil membersihkan seragamnya dengan sapu tangan milik Dewa. "Iya, kalo gue baca wattpad atau nonton film terus, pasti disita laptopnya seminggu. Rikas itu galak tau."
"Serius? Sampe segitunya?"
"Iya, ih. Makanya jangan tertipu muka gantengnya."
"Nan, Nan," Ratu mendekati Kinan, berdiri didepan wastafel. "Lo gak baper sama Rikas? Ih, sumpah ya, gue kalo jadi lo udah baper akut. Rikas perhatian banget sama lo. Dia nyita laptop lo pasti biar lo belajar, terus biar lo gak begadang. Ya ampun, kapan gue punya sahabat kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.