"Ayo, Kumpul!"
"Yang di tenda cepet keluar!"
"Semakin lama kalian kumpul, semakin malem acara selesai."
"Ayo, api unggun mau dimulai!"
Panitia terus meneriaki peserta camping untuk segera keluar dari tenda. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, jadwalnya api unggun dan pertunjukan dari setiap kelompok.
"Kak, ayo!" Hanin menyembulkan kepalanya ke dalam tenda, memanggil Kinan yang masih berada di dalam tenda. "Kak Kinan nyari apa?" Tanya Hanin yang melihat Kinan membongkar barang-barang di dalam tas.
"Jaket,"
"Gak bawa jaket?"
Kinan menggeleng. Gadis ini menggigit bibir bawahnya, baru ingat kalau jaketnya dia keluarkan dari tas karena ingin di pakai saat berangkat. "Ketinggalan di meja makan deh kayaknya," Gumam Kinan.
"Yah, gue Cuma bawa jaket 1, Kak," Hanin akhirnya kembali masuk ke tenda, ikut duduk di sebelah Kinan. "Acaranya sampe malem banget lagi, Kak, pasti dingin."
Kinan memasukkan kembali barang-barangnya ke dalam tas. "Gak papa, Nin. Untung pake kaos panjang," ucap Kinan, menarik resleting ke kanan lalu mengajak Hanin untuk keluar sebelum dimarahi oleh anak OSIS.
Suasana diluar tenda sudah ramai, anak-anak duduk melingkari api unggun. Kinan dan Hanin duduk tak jauh kelompoknya. Dela, Aby, Satria dan Wira yang mewakili kelompoknya untuk menyanyi. Selain cantik, Kinan baru tau kalau Dela juga mempunyai suara yang merdu. Memang paket komplit. Kinan jadi berpikir, kenapa Rikas tidak coba pdkt dengan Dela? Kalo mereka jadian, pasti jadi pasangan favorit. Mereka juga kelihatan cocok. Yang satu ganteng, yang satu cantik.
"Eh, elo! Ambilin air minum dong," Ucap Dela, menunjuk kearah Kinan dan Hanin.
"Iya, Kak," Hanin sudah mau berdiri, namun dicegah Dela.
"Bukan elo! Itu si Kinan. Dari tadi gak ada kerjaan kan lo? Sana ambilin air." Ucap Dela ketus.
Kinan mengangguk, tidak mengeluarkan protesan karena nyalinya tidak cukup berani untuk melawan pentolan Alvano tersebut. Gadis ini menggigit bibir bawahnya ketika melihat anak OSIS berjaga di belakang barisan. Dengan kepala menunduk, Kinan berjalan melewati anak-anak OSIS.
"Mau kemana?"
Kinan mendongak, seorang pria rambut cepak bertanya dengan nada datar pada Kinan. "Ke.. Ke tenda. Mau ambil minum," Jawabnya takut-takut.
"Cepat. Sebentar lagi acara dimulai,"
Kinan mengangguk, dalam hati mendengus sebal melihat wajah songong anak OSIS tersebut. Sampai di tenda Kinan mengambil satu botol air mineral dari dalam tasnya, lalu mengantongi permen asam ke dalam saku celana untuk jaga-jaga kalau bosan.
"Lewat mana ih," Gumam Kinan, berdiri didepan tenda dengan menggigiti bibirnya. Akses jalan menuju tempat kelompoknya berkumpul ditutupi oleh anak-anak OSIS yang berdiri di belakang barisan, jika sebelumnya hanya beberapa anak OSIS saja, kali ini semuanya berkumpul di belakang. Sedangkan Cecep dan Rania berdiri ditengah-tengah membuka acara malam hari ini.
Kinan menyesal tidak mengajak Hanin untuk menemaninya, rasanya aneh harus melewati orang banyak. Kinan tidak suka, dia takut menjadi perhatian. Kinan menarik nafasnya, lalu mulai melangkahkan kaki kembali ke kelompoknya. Dela pasti akan marah-marah kalau dia semakin lama berdiri disini.
Dengan kepala menunduk, Kinan berjalan cepat melewati gerombolan anak OSIS.
"Kinan,"
Kinan berhenti melangkah, mengangkat kepalanya perlahan untuk melihat siapa yang memanggil. Semoga saja bukan pria songong tadi. Emang sudah lebih dari 5 menit ya dia mengambil minum?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAN
Teen FictionTentang mereka yang sudah saling membutuhkan. Tentang mereka yang berada dalam lingkaran persahabatan. Tentang Kinan si gadis pemalu. Tentang Rikas si ketua osis. Mungkin klise. Tetapi setiap cerita memiliki alur berbeda.