26 - Balas Dendam dari Tania

30 5 2
                                    

Sejak pertengkaran itu, Rizal tak lagi menemui Amanda atau bahkan menghubunginya sekali pun. Mulanya Amanda ingin membiarkannya saja, di sekolah pun mereka masih saling tak acuh, tetapi seminggu sudah berlalu dan persediaan obat Amanda lama-lama habis juga.

Zal, please maafin gue. Gue kemarin2 tuh sakaw, Zal. Gue gak sadar gue udah ngomong apa. Please maafin gue ya? Temuin gue lagi ya.

Amanda merasa jijik sendiri mengetik pesan chat sialan itu. Namun, Amanda hanya bisa mengacak rambutnya sendiri frustrasi.

Gue sayang sama elo, Zal.

Argh! Rasanya mau mati!!! Amanda lagi-lagi mengutuk dirinya sendiri.

Namun, meski dengan segala chat menjijikkan penuh kepalsuan itu, Rizal hanya membaca chat tersebut dan tidak berkenan ingin membalas sama sekali. Amanda juga tak bisa menyuruh orang lain membelikannya obat haram dari Tania, mereka bisa saja melapor ke guru kalau Amanda adalah pemakai. Amanda juga tidak tahu bandar lain selain Tania. Kalau bukan Rizal yang membelikannya maka Amanda harus bergantung dengan siapa lagi.

"Dasar wanita tidak tahu diri!"

Sementara di luar kamar, lagi-lagi ayah tirinya si Dastan sialan itu mengamuki ibu Amanda. Mereka sudah bertengkar selama beberapa hari dan tak terhitung lagi perabotan rumah hancur berkeping karena amukan mereka.

Ini benar-benar rumah neraka. Tak ada kedamaian di sini walau sejengkal pun Amanda berusaha meraihnya. Hanya dengan mengonsumsi obat itu Amanda bisa bertahan.

Amanda kembali membuka medsos di ponselnya dan mencari kabar kapan balap liar diadakan lagi. Beruntungnya di akun Lizzy, Amanda menemukan malam ini acaranya bakal diadakan lagi. Gadis itu melirik jam dan memperkirakan apa dia sempat datang ke sana.

Rizal pasti juga di sana, tetapi begitu pula Tania.

"... kalau elo terluka, kalau elo pengen nangis, lo datangin aja kami ... malah kalau perlu lo datangin gue aja juga gak masalah. Gue bakal jagain elo sebagai temen gue, ngerti? Itu janji gue ke elo. Awas aja lo lupa!"

Entah kenapa suara Andre muncul di dalam otaknya seperti penghasut. Amanda menggelengkan kepala dan menyuruh dirinya jangan pikirin si songong Andre itu! Dia bilang itu cuma buat temen-temenan aja. Enggak lebih!

Sadarlah Ama! Andre itu songong!!

"Gue mau balikan sama Rizal." Amanda mulai merapal kalimat itu sambil mencari baju yang tidak mencolok ke balap liar nanti, "gue bakal balikan sama Rizal, gue bakal minta maaf dan bilang gue masih sayang sama Rizal. Udah titik!"

***

Amanda menarik hoodie jaket hitamnya agar menutupi wujud wajahnya dari semua orang yang berhadir di sini. Di salah satu gedung tak terpakai, para pemuda-pemudi berkumpul dan saling bertukar percakapan. Amanda memalingkan muka dari beberapa gadis yang lewat, takut kalau itu adalah Tania dan gengnya.

"Mana si Rizal?" Amanda bertanya-tanya.

"Woy! Lo ngapain?!" Suara itu tiba-tiba mengagetkan Amanda setengah mati. Gadis itu pelan-pelan memutar tubuhnya ke belakang dan menemukan Alea yang sedang mengibaskan rambut hitam panjangnya dengan angkuh.

"Lo ngapain di sini, Ama?!" Alea menggeram sementara matanya mengedar awas ke sekitar. "Tania bakal tahu lo di sini!"

"Gue mau ketemu sama Rizal!" jawab Amanda meraih tangan Alea, "please jangan kasih tahu Tania ya?"

Alea mendecak. "Lo harusnya jangan lagi datang ke sini, Ama! Gue serius!"

"Gue perlu obat itu!!" rengek Amanda merasa bodoh sendiri. "Sejak gue berantem sama Tania, Rizal beliin gue obatnya ... tapi sekarang Rizal kayak ngejauhin gue! Gue panik tahu!"

Satu Bayi Empat Hati [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang