8 – Keinginan Gelap Dari Amanda
Sepuluh tahun yang lalu.
"Kalian mau permen?!!" sahut Amanda melompat-lompat kegirangan menghampiri Dewa, Andre dan Firda yang tengah bermain kelereng.
Itu semacam kesepakatan mereka sejak mulai berteman. Sehari mereka akan sepakat bermain permainan yang para bocah laki-laki sukai, seperti kelereng, kartu pokemon dan semacamnya. Di hari lain, mereka berempat akan sepakat bermain rumah-rumah rumahan di mana Amanda akan bersikeras menjadi "istri", Dewa menjadi "suami", Firda menjadi "anak perempuan" dan " Andre menjadi "kakek" (dia sendiri yang memilihnya, karena kerjaan kakek yang ia tahu adalah tidur seharian).
Dewa mendongakkan kepala dan bertanya, "Permen rasa apa?"
Firda ikut menengok permen yang dibawa Ama, sementara Andre masih fokus pada bola-bola kaca mungil di tanah. Kemungkinan dia sedang menghitung kemungkinan bola kelereng mana yang bakal memberinya banyak kemenangan. Andre selalu seperti itu.
"Aku mau lemon," kata Firda dengan suara lembut.
"Aku mau Setopberi!" sahut Amanda asal-asalan.
Andre memandang Ama dengan sebal. "Stroberi!" kritiknya pedas, "betewe, aku mau yang coklat!"
Amanda menjulurkan lidah. "Andew dapet yang vanilla aja!" Amanda beralih pada Dewa, "Kalo Dedew?"
"Apa aja boleh," katanya.
Sembari melanjutkan permainan, mereka menikmati permen tadi. Kecuali Firda yang terus memandangi permennya tanpa membuka bungkusnya.
Dewa yang curiga pun bertanya, "Kenapa belum dibuka?"
Kalau tidak salah, hal itu terjadi tak lama setelah orangtua Firda mengalami kecelakaan dan meninggal. Mungkin sudah berminggu-minggu berlalu. Firda pindah dan tinggal dengan Tante Bina dan segala kesedihan hampir sirna. Namun, Dewa kecil kadang cemas jika hal itu masih menjadi beban pikiran Firda.
"Permen itu hebat ya,"kata Firda, "kalau lemon asli bisa pahit dan asemmm banget." Firda lalu memandangi Ama dan Andre yang berdebat soal kelereng mana yang punya mereka, "stroberi dan coklat bisa pahit dan asem kalo enggak ditambahin gula."
Dewa menelengkan kepala, tak mengerti. Firda terkikik dan akhirnya berkata, "Kalian semua adalah gulaku!"
"Gula?" Amanda menginterupsi, "berarti aku manis ya? Maacih hehe ...."
"Bukan itu maksudnya, dodol!" protes Andre.
Dewa menggaruk belakang kepala. "Gagal paham akoh."
Firda tak pernah menjawab maksud kata-katanya, tetapi hari itu Firda bisa tertawa begitu riang sepeninggal orangtuanya.
***
Bang Andew: Woy, tolong bilang bukan gue aja yang dapet chat bangsat dari Firda!
Ama: Santuy, Bang. Gue juga dapet.
Dedew: Ndre, tenang dulu deh
Bang Andew: Bacot lo Dew! Bela aja si Firda noh! Bela aja dia buat ngebunuh anak sendiri!
Dedew: Ndre, gue tahu kenapa elo emosi. Tapi besok di sekolah kita dengerin dulu deh penjelasan Firda
Dedew: Ama lo masih nginep di rumah Firda?
Ama: Enggak, gue nginep di rumah Tania
Bang Andew: Udahan basa-basi lo Dew!
Bang Andew: Kita adalah temennya yang musti ngingetin kalau ngebunuh anaknya sendiri itu dosa!
![](https://img.wattpad.com/cover/207753155-288-k819086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bayi Empat Hati [TAMAT]
Novela JuvenilSemua berubah ketika tahu Firda hamil saat masih duduk di bangku SMA . . . . . Apa yang bakal kamu lakuin kalau temanmu bilang dirinya hamil? Apa kamu masa bodo saja? Apa kamu mau menemaninya ke klinik aborsi? Apa kamu sanggup membantu temanmu wa...