Yang penasaran apa itu Kid Mak, tonton aja video yutub di atas😘
Tengok kanan, tengok kiri. Aman? Oke Sip.
Dewa berjalan mengikuti sosok Suster Yuli yang kini memasuki salah satu kamar pasien. Pemuda itu menggaruk belakang kepala dan berusaha terlihat santai. Dewa menunggu beberapa saat hingga Suster Yuli keluar dan mengiktutinya lagi.
Dewa melirik jam tangan yang sudah menunjukkan waktu siang hari. Dewa menduga kemungkinan Suster Yuli akan menemui Dokter Lutfi pas makan siang. Jadi tebakan Dewa nyatanya benar ketika tiba di kantin. Dewa kamudian membuat alasan modus dengan makan siang di sini pula. Dewa memastikan dirinya duduk cukup dekat tetapi juga tidak menamppak wujud Dewa sampai terlalu mencolok.
Dewa melahap bubur di mangkuk sementara matanya tertuju pada Suster Yuli dan Dokter Lutfi yang ini tertawa bersama di satu meja. Merasa tak bisa menguping dengan benar, Dewa pun diam-diam berjalan mendekat sambil membawa mangkuk buburnya. Dia berjalan melewati punggung Suster Yuli dan duduk di meja samping yang kosong.
"Kalo shift kerja kita kosong, ntar gimana kalau aku ngajak kamu nonton?" tanya Dokter Lutfi.
"Bagus tuh!" ujar Suster Yuli bersemangat. "Rumah sakit di sini makin enek tahu gak! Liburan bentar pasti bakal lebih baik."
"Enek gimana?" Dokter Lutfi bertanya lagi. "Emang ada pasien yang bikin kamu enek juga?"
Dewa menyeruput lagi sesendok buburnya. Menunggu detik-detik jawaban apa yang akan Suster Yuli katakan.
"Ini soal Firdaus Wardah."
Eh? Nama Firda disebut! Kok Suster Yuli tahu nama itu?
"EH!! SI DEWA!!!" sahut Dokter Lukman yang entah dari mana muncul dan nyaris membuat Dewa tersedak bubur.
Ini ngapain dokter gadungan muncul, Ya Allah?!! Oke, Dokter Lukman cuma dokter magang biasa, tapi kelakuannya itu lho bikin darah tinggi!
"Dewa?" Kali ini Suster Yuli memutar tubuhnya dan menemuka pasien yang wajahnya tak asing kini duduk tepat di belakangnya.
ARGH!!!! Ini kenapa susternya ikutan denger ya Allah! Dewa merutuki diri. Mau mati aja rasanya deh.
Dokter Lukman menengadah dan bertemu pandang dengan wanita itu. "Wa-waw, ada Yuli juga rupanya."
Suster Yuli menunjukkan raut angkuh dan berkata, "Iya aku di sini, terus kenapa?"
Dokter Lukman sontak menggaruk belakang kepala canggung. "Ya enggak papa sih, he he."
Ya Allah, ini ada apa ini? Dewa bertanya-tanya. Rasanya dia bisa mencium aroma pertikaian antara Suster Yuli dan Dokter Lukman.
Apa gue harus di sini? Jadi penonton gitu? Dewa bingung sendiri mau ngapain. Tapi nonton drama kek gini asik juga sih, pikir Dewa lagi. Habisnya berhari-hari di rumah sakit Dewa juga bosan tahu!
"Dokter Lutfi, saya udah kehilangan selera makan!" Suster Yuli tiba-tiba bangkit berdiri dan menatap tajam pada Dokter Lukman.
"Yul, jangan gitu dong," bujuk Dokter Lutfi meraih tangan Suster Yuli, tetapi wanita itu menepisnya dan memilih menjauh.
Kembali Dokter Lutfi memandang Lukman dan Dewa dengan canggung. "Maaf ya." Kemudian lelaki itu juga pergi.
"Mereka aneh banget," ujar Dokter Lukman terkikik sendiri.
Hati Dewa langsung dongkol. Padahal tadi dia sudah menemukan bukti percakapan paling penting dalam sejarah hidupnya. Lalu entah mengapa Tuhan malah memunculkan tikus curut bernama Dokter Lukman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bayi Empat Hati [TAMAT]
Fiksi RemajaSemua berubah ketika tahu Firda hamil saat masih duduk di bangku SMA . . . . . Apa yang bakal kamu lakuin kalau temanmu bilang dirinya hamil? Apa kamu masa bodo saja? Apa kamu mau menemaninya ke klinik aborsi? Apa kamu sanggup membantu temanmu wa...