#44

1.2K 140 3
                                    


Mei 2018

Hallo secarik kertas, agak aneh memang. Saat aku mencibir banyak orang diluaran sana yang dengan putus asa nya mencurahkan segala sakit dan bahagianya pada secarik kertas dengan sebatang pena. Bahkan menghabiskan beberapa lembaran saja hanya untuk berkeluh kesah. Haha lucu, kita hidup bersosialisasi, banyak orang disekeliling kita yang nampaknya bisa diajak bertukar isi kepala? Bukan tukar otak ya haha.

Tapi mungkin cibiranku berdampak karma, kali ini aku Titan Pramesta Biru untuk pertama kalinya memilih secarik kertas dengan sebatang pena untuk menaungi segala keluhku, menampung setiap kesahku yang enggan aku tukar dengan isi kepala model apapun.

Aku mengaku lelah tentang semua yang aku alami,  aku mengaku kalah pada apa yang Tuhan gariskan. Aku pecundang? Haha.. Memang!!.
Aku bukan lagi gadis tegar, aku bukan lagi gadis kuat dan sabar. Apa salah jika sesekali aku berontak dan menyalahkan hidupku??.

Hei secarik kertas bersampul biru!
Aku membayarmu bukan untuk menghinaku atau beradu argumen dengan penaku! Turuti saja apa yang penaku torehkan tanpa harus memakiku!.
Astaga, titan mulai gila ya bund..

Kanker darah stadium 2, awal diagnosaku dan kau tau? Kini naik ke kelas 3 horeeee..
Kemoterapi, radioterapi, laser apalah itu masa bodo dengan namanya. Serangkaian pengobatan aku jalani beberapa bulan ini, berharap sedikit saja Tuhan menghargai usahaku untuk tetap meneruskan tekad dan impianku bersama orang-orang yang aku sayangi.
Tapi nyatanya? Haha.... miris, puluhan bahkan ratusan juta lembar mata uang telah aku buang percuma hanya untuk memperpanjang jangka waktu hidupku.

Berjuta tetes air mata aku keluarkan hanya untuk membujuk Tuhanku dalam setiap sujudku.
Berjuta garis senyuman manis aku tunjukkan pada setiap orang hanya untuk meyakinkan diri bahwa Tuhan menyayangiku. Tapi nyatanya?? Aku memang terlalu naif dan sombong untuk sekedar mengakui kasih sayang Pencipta ku.

Aku tau Tuhan menyayangiku, memberikan aku lebih banyak derita agar aku tau siapa saja yang akan berada di sampingku saat aku sakit kan?.
Aku mulai mengerti dan semakin mengerti rencana Tuhan dan aku bersyukur juga berterima kasih untuk itu.
Tapi Tuhan, jika boleh aku meminta tolong cabut saja nyawaku saat ini juga!.

Aku bahkan tak akan sanggup meninggalkan mereka dengan air mata kesedihan, rohku tak akan tenang dan mungkin akan jadi arwah gentayangan jika memang banyak air mata yang menetes menyentuh permukaan kulit pucatku nanti.
Aku hanya ingin saat nanti aku pulang, mereka melepasku dengan hati ikhlas dan air mata kebanggaan padaku, membenamkan jasadku kedalam liang lahat diiringi senyuman manis dan lantunan do'a. MenurutMu, bisakah??.

Hah.. Ini terlalu panjang, aku merasa jari-jariku pegal bahkan penaku kehabisan cairan dan dehidrasi.
Oke secarik kertas, meskipun tak membantu dan aku masih merasakan kesakitan ini sendirian tapi aku menghargai usahamu dan berterima kasih banyak pada hadirmu karena telah mengizinkan aku menorehkan banyak kotoran di atas putihnya lembaranmu. Sampai bertemu lagi, saat nanti kepalaku mulai membesar dengan segala keluhan, aku pasti mencarimu.

Penuh Cinta dariku💙
-TitanPramestaBiru





Titan tersenyum lebar seraya menggelengkan kepalanya saat menutup buku diary bersampul biru yang baru saja ia dapatkan. Gadis itu tak menyangka jika berbicara lewat tulisan bisa sedikitnya mencurahkan apa yang ia pendam selama ini, meski hanya 10% saja keluh dan kesahnya hilang tapi itu lebih baik daripada tidak berkurang sama sekali.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang