#38

1.3K 125 0
                                    


Flashback On!


Titan tengah menyiapkan beberapa barang yang akan ia bawa selama pergi beberapa hari melalukan perjalanan bisnisnya. Rencananya gadis itu akan meninjau lokasi untuk membuka cabang kesekian bistro nya di luar pulau, pulau dewata lah yang menjadi sasaran utamanya saat ini.

Gadis itu tersentak saat dua buah tangan tiba-tiba melingkar di perutnya. Titan tersenyum seraya menegakkan tubuh dan mengusap lengan itu.

"Kenapa sayang??"

"Bi.. Aku mau ikut~~"  Rengekan manja itu membuat titan terkekeh.

"Anin sayang.. Aku kesana mau kerja bukan liburan, lagian kasian langit kalo ditinggal"

"Ya kita bawa aja bi, gapapa kok aku cuma diem di hotel juga asal tiap malam ada kamu di samping aku"  Kekeuh anin, titan melepaskan pelukan anin dan berbalik, menangkup kedua pipinya lembut.

"Hey.. Kamu lupa?? Dr. Anindita Rakash Novaya Sp.Pd, itu artinya kamu sekarang mempunyai tanggung jawab untuk melayani setiap orang yang membutuhkan dan langit masih terlalu kecil buat naik pesawat "

"Sayang.. Aku gak akan lama, 3 hari dan gak akan lebih.."

"Janji..??"  Anin mengangkat jari kelingking nya dengan wajah yang masih cemberut, titan mengangguk dan tersenyum.

"Biru buktiin.."   Titan mengecup kening anin kemudian memeluknya erat, pelukan perpisahan untuk beberapa hari saja ya.

Setelah berpamitan dengan seluruh keluarga dan sahabat-sahabat nya, titan bergegas pergi menuju bandara bersama sekertaris dan orang kepercayaan nya. Sepanjang perjalanan gadis itu hanya fokus pada iPad nya memantau pekerjaannya yang kini tengah berada di puncak kejayaannya.






Sementara di rumahnya, anin baru saja selesai memandikan langit, bayi tampan yang di menangkan hak asuhnya oleh titan itu kini berusia hampir 3 tahun. Langit tumbuh menjadi anak yang cerdas dan aktif di umurnya yang dibilang masih batita itu.

"Hai ganteng sini sama onty.. "  Citra mengambil langit dari gendongan anin.

"Langit ganteng banget sih, onty jatuh cinta dehh.."

"Istighfar lo belut! Bocil mau lo embat juga??"  Ejek rheandra,

"Tau lo perawan tuwir!"  Timpal joanna kejam, citra menatap datar kearah mereka.

"Berisik banget lo pada, kita main di belakang aja ya sayang, ayo kaindra, viana ikut juga ya.. "  Ketiga balita itu mengangguk dan mengikuti citra berjalan kearah taman belakang rumah.

"Eh ana si kevin mana??"  Tanya anin pada riana yang sejak tadi hanya memainkan ponselnya.

Riana mendongak, "loh emang kaka gak tau ? Kan ada seminar di RS bhakti, kevin moderator disana.."

"Kok kak anin gak tau ya..??"  Heran anin

"Acaranya buat para calon dokter kok kak mungkin kak anin udah terlalu senior jadi gak diundang.. "  Jawab riana menahan tawanya,

"Secara tidak langsung riana bilang anin tuwir, iya kan ana??"  Tanya rheandra dengan senyum jahilnya, riana mengangguk riang kemudian tertawa bersama rheandra.
Anin menatap mereka tajam.

"Udah nin gak usah di denger, emang lo tuwir kan"  Sela joanna membuat anin semakin menampakkan wajah bringasnya.

"Gak ada makan siang buat kalian..!!!"  Skakmat! ketiga gadis itu terdiam cengo, anin menyeringai kemudian bangkit dan berlalu pergi dari sana.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang