#39

1.3K 132 5
                                    


"Tan lo kenapa??"  Cemas indira, titan meringis, tubuhnya perlahan luruh namun dengan sigap indira menahannya.

"Tan.. Titan.. "

"Akhh di-ra sakithh.. "  Indira memapah titan menuju ranjangnya kembali, merebahkan tubuhnya dan berlari mengambil segelas air mineral juga minyak angin.

"Arghhhhhhhh"  Rintihannya semakin keras, kedua tangannya mencengkeram erat kepalanya.

"Tan lo kenapa??"  Indira panik, dia kalut dan hanya memperhatikan titan yang menggeliat-geliat kesakitan.

Dira tersadar saat tiba-tiba tubuh titan melemah dan tak sadarkan diri. Gadis itu merogoh sakunya dan mengambil ponsel berniat memanggil dokter. Setelah nya dia naik keatas ranjang dan memijit pelipis titan dengan minyak angin yang tadi ia bawa.

"Lo kenapa tan?? Jangan bikin gue takut tan"  Lirihnya dengan nada bergetar.





"Nyonya ini hanya kelelahan, saya sudah tuliskan resep dan nanti anda bisa menebusnya di apotek terdekat"  Ujar seorang dokter pria sesaat setelah memeriksa kondisi titan. Indira menghela nafas lega dan tersenyum.

"Terimakasih banyak dok.."

"Sama-sama, saya permisi.. "

Si dokter berlalu dari kamar titan, indira kembalu mengambil ponselnya dan menelpon rekannya.

"Halo mas.. "

.....

"Tolong tebusin obat buat titan ya, resepnya ada sama gue, lo kesini "

....

"Thanks mas gue tunggu.. "

Tut.  Tut..




"Dira.. "  Indira menoleh kearah ranjang, titan telah tersadar disana kemudian menghampirinya.

"Masih pusing??"  Titan tersenyum dan menggeleng pelan.

"Gue gapapa, di.. Gue minta jangan sampe anin atau yang lain tau tentang ini ya.."

"Kenapa tan??"

"Jangan bikin mereka cemas dan gue cuma kecapean aja.."  Indira menghela nafas pasrah.

"Asal lo janji harus istirahat yang cukup tan, gue gak tahan liat lo kesakitan kayak tadi lagi.."

"Iya di, sorry bikin lo cemas"

"Lo saudara gue tan, gue cuma gak mau lo kenapa-kenapa"  Ujar indira tulus, titan menggenggam tangan indira.

"Thanks dira.. "

"Sama-sama tan.. "

Indira kembali menyuruh titan beristirahat seraya menunggu rekannya datang membawakan obat yang tadi dokter berikan. Gadis itu berdiri di depan jendela kamar titan yang menghadap langsung kearah pantai. Langit pagi itu begitu cerah, awan-awan berjejer rapi tertiup angin, helaian daun-daun kelapa beriak seakan bersorak juga deburan ombak kecil yang bergulung teratur membuat senyuman terbit dari bibir si gadis manis.













Tut... Tut..

Anin menaruh ponselnya dengan sedikit kasar diatas meja ruang tamu. Citra menatapnya heran, dia menatap anin penuh tanya dengan kerutan penuh di keningnya. Anin meliriknya dan menghela nafas.

"Dari kemaren malem biru gak bisa dihubungin, nomornya aktif tapi gak angkat atau bales chat gue!!"  Citra mengangguk-anggukan kepalanya saat paham apa yang menjadi masalahnya.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang