#46

1.2K 133 4
                                    


Juli 2019



Holla secarik kertas, aku kembali lagi. Maaf, aku semakin banyak menghabiskan lembaranmu hanya untuk menjelaskan perasaan tak pentingku hehe..
Ini pasti sakit kan? Saat aku dengan sengaja menekan ujung penaku semakin kuat pada lembar halusmu, menggoreskan tinta tebal pada suci nya helaianmu, tapi ini bukan inginku. Jemariku kini terasa lebih kaku, ruas-ruas jariku pun kini semakin basah oleh peluh dan kau tau? coretan penaku semakin tak beraturan dan tak dapat dibaca. Tapi tak masalah, ini tulisanku dan ini kisahku, takkan aku biarkan orang lain membacanya.

Hei secarik kertas, kau tau? Kini rupaku tak indah dipandangan haha rambut hitam tebalku kini hilang, pipi tirusku semakin kurus bahkan lesung pipiku hilang entah kemana huftt...
kau tau Lord Voldemort? Ya bisa dibilang kini aku serupa dengannya, kepalanya botak, kulitnya pasi bagai tak ada darah. Satu tahun lebih aku berurusan dengan alat-alat yang aku tak paham apa itu namanya yang jelas mereka sedikit berjasa karena mau menopang kehidupanku.

Jari-jari berisiku kini tinggal tulang yang terbalut kulit tipis, jika disandingkan dengan ceker ayam jelas ceker ayam yang lebih menggoda.
Aku semakin lemah, kurus kering dan kerontang. Untuk berjalan pun kedua kakiku tak mampu, aku hanya terduduk lemas di kursi roda.

Anindita istriku, malaikat yang Tuhan kirimkan, malaikat yang benar-benar menepati janjinya untuk selalu mencintaiku dan tetap bersamaku dalam apapun keadaanku.
Dia selalu tersenyum didepanku, anin tak pernah sekalipun mengeluh dan merasa jijik saat aku dengan lancang memuntahkan isi perutku di depannya atau bahkan saat aku tanpa sadar mengeluarkan cairan urin ku di depannya. Gadis cantik itu dengan ikhlas dan tabah membersihkan tubuhku.

Aku yang menangis dibuatnya, aku merasa berdosa telah membuat aninku menahan dan memendam rasa sakitnya sendiri. Aku tau dia lemah melihat kondisiku, aku mendengar isakan pilunya, aku melihat wajah kusam dan lelahnya tapi aku bisa apa??.
Anin, maafkan aku. Jika dulu aku memanjakanmu dengan perawatan wajah yang mahal tapi sekarang aku dengan sengaja membuatmu terlantar dan membiarkan wajahmu kusam. Jika dulu aku selalu melarangmu begadang tapi kini aku yang dengan sengaja membuatmu tak tidur semalaman.

Anin, terimakasih untuk semua cinta yang kau berikan dan tujukan hanya padaku.
Anin, aku berjanji jika aku diberikan kesempatan lagi aku tak akan pernah sedikitpun menyakitimu dan akan memperlakukanmu lebih baik lagi.
Tapi anin, jika nanti Tuhan memanggilku pulang, aku minta lupakan aku, ikhlaskan aku dan lanjutkan hidupmu.
Carilah penggantiku yang benar-benar lebih baik dariku dan ingat! Dia harus seorang laki-laki, berikan langit sosok seorang ayah dan suami juga untukmu.

Aku hanya lelah dan belum kalah meskipun kini aku mulai melemah tapi aku tak akan menyerah. Perkara lanjut hidup atau MATI itu urusan Tuhan, aku hanya ingin menghabiskan waktuku denganmu dan anakku.


Aku mencintaimu anindita💙











Semilir angin malam menerbangkan syal yang menggantung di lehernya, langit gelap tanpa bintang menjadi objek terindahnya. Dibalkon kamarnya, diatas kursi rodanya, si gadis jangkung tengah meratapi nasibnya seorang diri.

Waktu menunjukkan pukul 12 tengah malam, namun gadis itu sama sekali tak mendapatkan rasa kantuknya. Berbeda dengan sang istri, anindita sedari tadi telah berbaring diatas ranjang dan menyambut mimpi yang ia harapkan indah.
Titan menghela nafas berat, perlahan jemari ringkihnya memutar kursi roda dan mendorongnya masuk kedalam kamar. Setelah menutup pintu balkon, gadis itu kembali mendorong kursinya dan berhenti tepat di hadapan anin yang tertidur damai.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang