#48

1.5K 155 19
                                    

Denting jarum jam berirama saling bersaut dengan hembusan nafas.
Dinginnya angin malam tak mampu membujuk sang raga untuk segera bergelung hangat.
Pekatnya langit malam tak urung membuat suasana mencekam.
Dalam diam, rangkaian harapan baik terlantun merdu dalam sanubari.
Tak mampu sekedar membuka mulut, membiarkan akal sehat dan jiwa lelah menyampaikan segala angan.

Tuhan, jika harus aku berhenti dengan senang hati aku akan menghentikan.
Namun jika harus kembali berdiri, kedua kakiku terlalu lemah untuk sekedar menopang tubuh ringkih ini.
Aku mengaku kalah dan mulai lelah dengan takdir ini, takdir indah yang bagi orang lain menyakitkan, takdir indah yang bagi orang lain menguras ketabahan, takdir indah yang senantiasa aku nikmati prosesnya aku sambut alur kejutannya dan aku lalui kesakitannya.

Ini indah Tuhan, saat aku berhasil melewati semua aral dengan senyuman, saat aku bisa bersyukur dengan hati yang lapang.
Ini sakit Tuhan, memaksakan setiap derita menjadi suka cita, menyambutnya hangat dan merangkulnya erat.
Diibaratkan sebuah kembang api, yang menyala indah namun tak lama redup dan berakhir gelap, inilah hidupku.

Aku kalah Tuhan, aku lemah dan AKU MENYERAH!!








Anin dibantu citra dan riana tengah menyiapkan makan malam, ketiganya nampak sumringah dengan raut wajah berbinar, titan penyebabnya.
Si gadis jangkung mengusulkan dan mengajak mereka berlibur ke villa milik citra di luar kota untuk merayakan keberhasilannya melawan penyakit ganas yang hampir merenggut hidupnya.

Ya, hasil test yang di bawa dokter george minggu lalu menunjukkan hasil yang mengejutkan. Menyatakan bahwa 90% pengobatan yang titan jalani telah berhasil dan mematikan penyakitnya.
Baik anin dan yang lainnya benar-benar dibuat terharu dan bahagia tak menyangka apa yang mereka harapkan menjadi sebuah kenyataan, Tuhan kembali menjawab pinta mereka dengan keajaiban.

Titan baru saja turun dari kamar, menyelesaikan acara mandinya. Gadis itu tersenyum manis melihat anin, citra dan riana terlihat asik dengan peralatan dapurnya. Dia membawa langkahnya menuju ruang tengah, dimana rheandra, joanna, langit, kaindra dan viana tengah menikmati acara TV.

"Mamaaaaaa... "   jerit langit riang, titan tersenyum dan duduk di sampingnya.

"Lagi nonton apa??"  tanya titan pada langit,

"Tayo mama.."  jawab kaindra,

"Seru gak??"

"Celu mama kai cukaa.."

"Yaudah lanjutin ya .. "  langit dan kaindra mengangguk lucu dan kembali fokus pada televisi.
Joanna dan rheandra meliriknya dan tersenyum tipis, titan mengalihkan pandangan pada viana, balita itu nampak cemberut dengan kacamata hitam menutupi matanya.

Titan menarik viana kepangkuannya, memeluknya lembut dan mencium kepalanya.

"Princess kenapa?? kok cemberut?"

"Tayo yucu ya mama?"  tanyanya lirih,

"Lucu sayang tapi gak selucu princess mama ini.."  goda titan mencolek dagu viana, viana menyandarkan kepala di dada titan.

"Ana mau yiat tayo mama, boyeh??"

Deg!

Titan terdiam, lupa tentang fakta bahwa balita itu buta. Joanna meliriknya sendu, ia pun merasa iba dengan fakta dan suara lirih si balita. Titan tersenyum miris dan kembali mendaratkan kecupan di puncak kepala viana.

"Nanti princess juga bisa liat tayo kok, viana sabar ya sayang, mama pasti kasih ana yang terbaik"  ujar titan penuh kasih sayang, viana memeluknya erat begitupun titan yang membalas pelukannya dengan lembut.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang