#15

1.7K 164 9
                                    






Anindita menatap gadis pemilik hatinya yang tengah tertawa bersama anak-anak panti asuhan dan juga anak mereka. Dia terpesona oleh tawa khas titan yang bisa membuat siapapun ikut tersenyum bahkan tertawa juga, ditambah paras cantik sekaligus tampan dan rambut hitam sebahunya yang membuatnya semakin jatuh cinta.



"Aku mencintaimu kemarin, hari ini dan 1000 tahun kedepan nyonya biru. Terimakasih telah menjaga dan mencintai kami sepenuh hati, kamulah Takdir terindah yang Tuhan gariskan untukku"



Titan mendongak menatap anin di seberangnya yang masih menatapnya, bibir tipisnya menyunggingkan senyuman teramat manis dan menggumam, " I love U" .
Anin tersenyum lebar dia membalas ucapan titan dengan gumaman juga. Titan kembali memalingkan wajahnya saat anak-anak itu kembali menariknya dalam permainan.


Citra yang melihat anin disana dia beranjak dan menghampiri anin, duduk disamping anin memandang arah yang sama dengan anin.


"Dia bener-bener gak berubah ya nin"  Ujar citra, anin melirik nya sekilas kemudian tersenyum.


"Dia tetep orang yang sama cit, kemarin, hari ini dan kedepannya masih tetap orang yang kita cintai kebesaran hatinya"   Citra mengangguk mengiyakan.


"Lo juga gak berubah cit"


"Gue bukan kepompong yang berubah jadi ulat trus di semprot pestisida lalu binasa"


"Iya lo kan kunang-kunang yang bersinar indah waktu malam dan modar waktu pagi"  Timpal rheandra kemudian duduk di samping anin. Anin tertawa sedangkan citra menatapnya tajam.


"Bisa gak sih lo gak ikut campur sehari aja rheandra!  Enekk gue tuh liat lo mulu ahh!! "  Omel citra, rheandra menatapnya kemudian tersenyum miring.


"Takdir kita emang kayak gitu citra..  Lo harus terima"


"Bagoy banget lo pake bawa-bawa takdir!! "  Citra bersedih mengejek rheandra.


"Btw gimana udah dapet pendonor buat viana nin?? "  Kini anin menoleh menanggapi pertanyaan serius rheandra.



Anin menggeleng, "belum rhe, golongan darahnya yang bisa disebut langka yang mempersulit"


"Semoga aja Tuhan sekali lagi mendengar pinta kita nin, "  Anin dan citra mengangguk mengaminkan ucapan gadis ular itu.









Hari menjelang senja.. Titan mengajak anak-anak yang bermain bersamanya masuk kedalam aula karena awan mendung mulai menyelimuti birunya langit sore itu. Diikuti yang lainnya, kini taman bermain panti asuhan itu sepi tak ada satu orang pun disana.


Seseorang dari pintu gerbang belakang tengah menatap sekitar dengan was-was, dia memanjat gerbang kemudian berjalan mengendap membawa sebuah jerigen menuju suatu ruangan dibelakang aula yang ditempati orang-orang itu. Langkahnya semakin cepat saat ia yakini tak ada orang disana.
Dia membuka jerigen yang ia bawa dan menuangkan isinya keseluruhan penjuru ruangan setelah dirasa cukup dia merogoh kantongnya dan mengeluarkan pematik.





Cekessss!





Dia melemparkan pematik nya tepat diatas sebuah bantal yang telah ia siram bensin sebelumnya.
Wushhhhh.. .   Api menjalar dan semakin besar. Orang tak dikenal itu dengan cepat melarikan diri dari sana.




Sementara di aula anak-anak itu tengah berdansa riang dengan lantunan musik yang sengaja rheandra putar dari ponselnya dan terhubung pada speaker aktif disana.
Gelak tawa tak terelakkan, keriangan mereka menjadi sebuah angin segar bagi sangat gadis jangkung yang sedari tadi tak hentinya tertawa.



The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang