#14

1.8K 180 16
                                    


Senja hari itu, aku menemukanmu dengan cara yang biasa namun begitu membuatku terpesona.
Senja hari itu, aku meneguhkan hatiku untuk memilihmu menerangi hari-hari gelapku.
Senja hari itu, dimana tangisku membucah atas segala Takdir dan sakit akan kehidupanku namun kau ada sebagai pengobat nya.
Senja hari itu, saat aku melingkarkan cincin berlian di jari manismu meyakinkan ku jika Takdir baikku kembali seiring dengan senyuman cantikmu.

Dan ..

Senja hari ini, berjuta kali aku lafalkan bahwa aku bersyukur mengenalmu, aku bahagia memilikimu dan aku akan hidup hanya untukmu Anindita.



Gadis jangkung itu mengakhiri ungkapan perasaan nya yang meluap pada gadis cantik dihadapannya yang kini menyandang status sebagai istrinya.
Tangannya membawa tangan sang gadis kedalam kecupan hangatnya, manik bulat mereka beradu terhalang air mata yang mengembun.

Anin tersenyum haru padanya, dia tak mampu lagi membalas atau bahkan hanya sekedar mengucap kata. Bibirnya seakan terkunci rapat, terbuai oleh kalimat indah sang pemilik hatinya.


Pancaran sinar oranye begitu indah melengkapi senja romantis mereka, di atas rooftop istana mereka dengan saling merengkuh hangat.


"Aku gak tau lagi harus seperti apa aku ungkapin rasa syukur ini anin"  anin kembali menoleh menatap sang istri.


"Kepada Tuhan yang senantiasa memberikan banyak pelajaran hidup. Tentang keluargaku, teman-temanku,  kamu dan juga langit. Bahkan jika aku mati, aku hanya akan meminta Tuhan tak menghapuskan kenangan tentang kamu dari Ruh-ku"


"Akupun sama bi, aku berhutang banyak pada Tuhanku tentang Takdir yang mempertemukan kita, menyatukan kita dalam cinta meski harus banyak menguras air mata"  jawab anin lembut.


"Begitu besar kasih Tuhan padaku sampai Dia rela menurunkan Malaikat surga-Nya hanya untuk mendampingi aku melewati hari-hari kelamku"   kedua pipi anin merona karena ucapan sang istri, titan tersenyum tangannya mengusap lembut pipi anin.


"Aku masih biru yang sama yang memuja bahkan mengagungkan kecintaanku sama kamu anindita, meski di depan sana semakin banyak yang mengotori langkahku tapi aku akan tetap tegak membawa seluruh hati dan hidupku menuju cintamu"   anin tak kuasa lagi mendengar lebih banyak kalimat-kalimat manis yang di layangkan titan, dia menarik tengkuk titan dan membungkam bibir tipis itu dengan bibirnya.


Hingga ciuman itu terlepas saat keduanya merasa pasokan oksigen dalam paru-parunya menipis. Ibu jari anin mengusap bibir tipis titan dengan penuh kelembutan.


"Sweet talker..! Buceen..! Penggoda..!"  Ujarnya dengan nada gemas, titan melongo.


"Kok malah hujad sih ?? Kamu tau otak aku sampe kesemutan gara-gara mikirin kalimat-kalimat itu tadi tau gak"


"Lagian siapa suruh so romantis gini, biasanya asal jeplak dan nembok"  anin menjauhkan dirinya, berdiri didekat pagar pembatas membelakangi titan.


Titan menghela nafasnya, dia bangkit berjalan kearah anin dan memeluknya dari belakang.


"Semua kata-kata aku tadi cuma buat kamu dan aku cuma bisa kayak gitu kalo sama kamu sayang"


"Hilihh bicidd.. "  lagi-lagi anin mengejeknya, titan tersenyum lebar paham jika sebenarnya anin menyembunyikan kegugupannya.

Dia menaruh dagunya di pundak anin, menempatkan wajahnya di ceruk leher anin dan mengecupnya.
Anin hanya diam, memejamkan mata menikmati getaran-getaran halus yang menjalar keseluruh tubuhnya.


The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang