#28

1.5K 161 4
                                    

Titan membuka matanya perlahan, dia menatap sekitar dan menghela nafas.
Tak ada seorang pun disana, gadis itu bangkit perlahan dan bersandar pada sandaran ranjang.
Selang oksigen menempel di lubang hidungnya, selang infus juga kabel-kabel lainnya yang tak ia ketahui fungsi dan namanya.

Titan menoleh saat pintu ruangannya tiba-tiba terbuka menampilkan sosok dokter pria yang sempat beradu otot dengannya dulu.
Pria itu tersenyum dan berjalan kearah titan, mengecek semua peralatan yang menancap di tubuh titan. Titan hanya memperhatikan nya.

"Bagaimana kondisi anda pagi ini ??"  Ujarnya ramah,

"Luar biasa.. "  jawab titan datar, steve tersenyum.

"Saya minta maaf dan saya sudah memaafkan anda jadi tolong bekerjasama lah.."  titan mengernyit heran.

"Anin benar-benar kacau semalam, dia terlalu takut kehilangan anda"  gadis itu tertegun menatap kebawah, steve mengusap pundaknya.

"Berjuanglah lagi, saya tau ini akan menyakitkan tapi kita harus mencobanya.."

"Maksudnya ??"

"Transplantasi sumsum tulang belakang"  jawab steve, titan menatapnya lekat. Steve menarik kursi dan duduk di depan titan.

"Kemoterapi, radioterapi bahkan imunoterapi yang anda jalani selama ini sedikit banyaknya membuahkan hasil meski akhirnya sel kanker itu kembali kambuh dan menyebar semakin cepat.."  steve menatap lekat wajah titan yang menyiratkan kesedihan.

"Harapan kita satu-satunya cuma operasi sumsum tulang belakang itu, saya memang tidak bisa menjamin bahwa anda bisa sembuh total tapi.. apa salahnya berusaha dan mencoba kan ??"

"Secara tidak langsung anda bilang bahwa operasi itu hanya untuk menghambat dan bukan menyembuhkan ??"  Terka titan, steve menggeleng.

"Operasi sumsum tulang belakang bisa menyembuhkan dan mematikan sel kanker pada tahapan tertentu dalam artian jika masih di tahap 0-3 kemungkinan nya sangat besar.." 
Titan kembali diam pria itupun sama, dia memperhatikan ekspresi wajah titan kemudian bangkit dari duduknya.

"Jika anda siap, sore nanti kita bisa melakukan operasi nya"  pria itu berjalan perlahan hendak keluar namun terhenti saat titan memanggilnya.

"Dokter steve, saya siap.."  ujarnya penuh keyakinan, steve membalikkan tubuhnya dan tersenyum lebar pada titan.

"Persiapkan diri anda dan tetaplah semangat.."  titan mengangguk, pria itu pun keluar dari ruangan titan.

Titan kembali menyandarkan tubuhnya, dia menatap jendela di samping kirinya, berdiam tanpa mengalihkan pandangannya hingga dering ponselnya membuat perhatiannya teralih.

"Halo dira.."

"Halo tan, gimana kondisi lo ??"

"Gue luar biasa dira.. "

"Syukurlah, oh ya maaf tapi gue harus ngabarin ini secepatnya.."  titan mengernyit,

"Kenapa ? Ada masalah ??"

"Om gibran mengajukan banding untuk perusahaan baja yang kemarin udah lo menangin"

"Banding? Kok bisa ??"

"Gue gak tau tan, barusan pengacara lo telfon ngabarin itu"

"Gue boleh minta tolong lo buat urus berkas-berkas yang dibutuhin dan bawa kesini ? Sekalian lo suruh om burhan kesini juga ya"

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang