#5

2.3K 208 22
                                    



Anin dan langit kembali ke kamar rawat titan, dengan langkah riang dan sedikit bersenandung kecil langit tampak senang telah membelikan makanan kesukaan mamanya.

Langkah anin terhenti saat sampai di pertigaan lorong kamar titan. Dia menatap heran riana, citra, joana dan citra yang berdiri mematung didepan pintu kamar dengan viana dan kaindra yang menangis di gendongan mereka.

Langit menatap anin dan melihat kearah pandang anin dengan wajah polosnya.

"Mom, onty-onty kok da macuk ?? Apa mama macih bobo ??"  Pertanyaan langit membuat anin tersadar, dia menatap langit kemudian tersenyum manis.

"Iya sayang kayaknya mama masih tidur jadi onty gak mau ganggu mama"  ucapnya lembut menenangkan sang anak, langit mengangguk paham.

Mereka kembali melangkahkan kakinya. Semakin dekat detakan jantung anin semakin tak menentu. Gadis itu sadar jika ada hal buruk yang menimpa istrinya.

"Onty..."  Langit berlari kearah citra dan memeluknya. Rhea, riana dan joanna menatap anin dengan wajah cemas. Anin mengaguk paham dan memilih bungkam.

"Langit darimana sayang ??" 

"Langit udah beyi mam cama mommy"

"Wahh onty dibeliin dong??"  Langit menggeleng lucu dengan bibir yang mengerucut.

"Tadi onty da ada jadi da langit beyiin"  kini citra yang memasang ekspresi sedih.

"Padahal onty laper hiks langit gak sayang onty ya"  keempat gadis lain menatap keduanya dengan senyum tipis.

"No onty ! Langit cayang onty, onty angan cedih nanti mam cama langit aja yess" 

"Nanti langit gak kenyang kalo makan berdua sama onty"  tangan kecil langit mengusap kepala citra lembut membuat citra dan lainnya tersenyum manis.

"Mama biyang langit halus belbagi dan da boyeh celakah"

"Ahhh~~ langit bikin onty melted ihh.. muahhh muahhh"  langit terkekeh geli karena citra menghujani ciuman basah di wajahnya.



Ceklek!


Pintu ruang rawat titan terbuka, citra dengan sigap menggendong langit sedikit menjauh dari sana. Sedangkan anin dan joanna menghampiri dokter.

"Gimana keadaan nya dok ??"  Dokter tersenyum hangat.

"Pasien gapapa, sakit di kepalanya hanya efek dari benturan keras saja dan selebihnya tak ada yang perlu dikhawatirkan"
Mereka menghela nafas lega dan tersenyum.

"Kalo begitu saya permisi dokter anindita, jika ada apa-apa langsung kabari saya"

"Terimakasih dok"  Anin menundukkan sedikit kepalanya pada dokter itu.

"Loh tu dokter kok kenal lo nin??"  Tanya rheandra bingung, joanna menatap datar istrinya.

"Lo lupa ? Si anin kan primadona dikalangan dokter, jadi wajar kalo dia terkenal". Rheandra ber'Oh ria menanggapi penjelasan sang istri.


Mereka semua masuk ke kamar titan, terlihat gadis jangkung itu masih memejamkan matanya. Langit berlari dan menaiki kursi lalu duduk di samping tubuh titan.

"Mama bangun langit bawa mam buat mama"  tangan kecilnya mengusap pipi sang mama.

"Sayang.. mama lagi tidur, langit mam sama mommy aja ya"  langit menggeleng .

"Langit mau di cuapin mama"

"Kan mama harus istirahat sayang, sini mam bareng kaindra aja ya"  joanna ikut membujuk langit, namun anak itu bersikeras membuat mereka menghela nafas pasrah.




The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang