#35

1.7K 164 16
                                    

Titan, rheandra, alex dan langit baru saja turun dari mobilnya dan berjalan beriringan memasuki rumah megah titan.
Anin, yasmine, joanna, citra, riana dan jimmy yang baru saja selesai menyiapkan keperluan untuk acara piknik sore mereka kini berada di ruang tamu menyambut mereka yang datang.

Langit langsung berlari kearah kaindra yang tengah menyaksikan kartun sorenya sedangkan anin langsung berlari memeluk tubuh istrinya.

"Hey.. Kenapa??"  Tanya titan heran.

"Aku kangen kamu bi.. "  Lirih anin, titan tersenyum sedangkan yang lainnya menggeleng kepala dan meninggalkan mereka.

Titan terkekeh, "sayang.. Aku cuma pergi 3 jam dan itupun cuma berjarak 15 km darisini"

"Ya tetep aja bi, aku kan gak bisa jauh-jauh dari kamu"  Titan mengecup puncak kepala anin kemudian melepaskan pelukannya.

"Maaf ya.. Harusnya tadi biru gak ninggalin anin.."

Anin menggeleng, "gapapa bi, anin tau kok biru selama ini tersiksa diem di rumah terus dan biru kangen sama anak-anak kan?"

"Iya sayang, makasih udah ngertiin biru.."

"Asal biru janji jaga kondisi dan jangan sampe kelelahan ya.."  Titan mengangguk yakin dan mengangkat tangan kanannya memberikan hormat pada anin.

"Siap komandan, biru laksanakan!"  Anin tersenyum lebar kemudian mengecup bibir titan.

"Anin sayang biru selamanya.."

"Biru lebih sayang anin selamanya.."

Setelahnya mereka berdua menyusul yang lainnya yang telah berada di halaman belakang luas mereka.
Yasmine dan citra tersenyum kemudian menarik anin dan titan duduk diantara mereka.

Pandangan mereka terfokus pada kaindra dan langit yang asik mengejar beberapa kupu-kupu yang berada disekitar taman bunganya. Sesekali tertawa dan memperingatkan mereka untuk berhati-hati.
Si gadis jangkung mengalihkan pandangannya pada balita cantik yang berada di pangkuan papa mertuanya. Senyum indahnya memuai menatap viana yang hanya bisa ikut tertawa tanpa tau apa yang mereka tertawakan.

Viana, balita malang itu masih belum mendapatkan donor mata meskipun sekarang usianya telah memenuhi syarat untuk melakukan pendonoran.
Titan semakin merasa perih saat tangan mungil itu meraba-raba udara hendak mengambil cangkir yang ibundanya sodorkan. Gadis itu memalingkan wajahnya, enggan merasakan lebih kesakitan dari balita itu, menekan rasa perih hatinya dengan menarik nafas panjang dan kembali menatap dua balita lainnya.

Rheandra ternyata sedari tadi memperhatikan nya, gadis itu menatap lekat dan selidik pada setiap ekspresi yang titan tunjukan. Ucapan si gadis muda berumur 9 tahun tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya.



Flashback on

"Kak titan .. "

Deg!

Usapan tangannya terhenti, tatapan rhea terfokus pada nina.

"Kak titan bilang saat nanti waktunya tiba takkan ada yang dia khawatirkan tentang kami kak.. Apa maksudnya??"  Rheandra sedikit tersentak, dia memalingkan wajah menatap rumput hijau di bawah pijakannya.

"Apa selama ini kak titan masih sakit kak?? Kak titan gak akan sembuh? Dia bakal ninggalin kita??"  Tanya nina dengan suara yang bergetar, rheandra memejamkan matanya sesaat.

"Nina.. Mungkin nina salah denger, kak titan sembuh kok, pasti sembuh.."

"Tapi kak.. "

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang