#51_END

2.8K 198 89
                                    


"Anin... "  Panggil titan yang baru saja terbangun dari tidurnya dan tak menemukan anin di sampingnya.

"Anin.. " 

Gadis itu menghela nafas, anin tak ada disana mungkin anin tengah menyiapkan makan siang atau tengah bergosip dengan orangtua dan gadis-gadis lainnya diluar sana.
Titan berusaha bangkit dari tidurnya namun ia terlalu lemas juga kepalanya yang kembali terasa sakit. Ia merebahkan kembali tubuhnya dan mengambil ponselnya, mengirimkan sebuah pesan pada seseorang kemudian menaruhnya lagi dan kembali memejamkan mata.

Diluar sana, anin dibantu maya, joanna dan yasmine tengah menyiapkan makan siang. Keempat wanita berbeda generasi itu nampak asik dengan tugasnya masing-masing diselingi candaan dan obrolan santai mengenai apapun yang terlintas dibenak mereka, hingga akhirnya yasmine memberanikan diri membuka percakapan tentang apa yang selama ini mengganjal di pikirannya.

"Anin.."  panggil yasmine, anin meliriknya.

"Iya mah, kenapa ??"

"Mama penasaran, apa bener biru udah sembuh ??"  Anin, joanna, maya seketika terdiam. Yasmine yang merasa tak enak kemudian berusaha mengalihkan pembicaraan.

"M-maksud mama.." gugup yasmine.

"Iya mah, anin paham kok mama khawatir kan sama biru.. mah, dokter george sendiri yang ngasih hasil testnya dan anin sendiri yang baca hasil test itu.."   joanna dan maya memasang telinga tajam mendengarkan percakapan ibu dan anak itu.

"Mama begitu bersyukur pada Tuhan tentang kesembuhan biru tapi gak tau kenapa mama ngerasa ada yang aneh .."

"Maksud mama ??"  Heran anin seraya membalikkan tubuhnya menghadap penuh kearah yasmine begitupun joanna dan maya.

Yasmine menatap ketiganya bergantian kemudian berlalu dari sana meninggalkan tanda tanya besar pada benak anin, joanna dan maya. Tak lama yasmine kembali membawa sebuah tabung kecil berisi beberapa butir tablet putih, ia mengambil tangan anin dan menaruh benda itu di tangannya.

"Mama gak tau ini obat apa tapi mama nemuin ini kemarin di dekat ransel biru.."  anin mengernyitkan dahinya kemudian membelalak menatap yasmine.

"M-mama serius ??"

"Itu obat apa anin ??"  Tanya maya cemas seraya menghampiri anin.

"I-ini obat penghilang rasa sakit bu, mah dan ini hanya diperuntukkan buat penderita kanker"

"Kamu serius ??"

"Iya bu, biru selalu minum ini selama dia sakit"

"Apa jangan-jangan.."  terka joanna menggantung, anin menggeleng kemudian berlari menuju kamar titan.

"Saya harap ini bukan pertanda buruk"  gumam maya, joanna mengusap pundaknya begitu juga dengan yasmine.




Ceklek!

Anin berjalan cepat kearah ranjang, langkahnya memelan melihat wajah pucat sang istri.

"A-nin.."  gumam titan lirih dalam tidurnya, anin mengurungkan niatnya untuk bertanya, menaruh tabung kecil itu di saku kemejanya kemudian naik keatas ranjang.

"Bi.. aku disini.."  bisik anin, tangannya mengusap lembut kerutan di dahi titan.
Perlahan titan membuka matanya, tatapannya bertemu tepat dengan manik biru anin, titan tersenyum.

"Aku sayang kamu.."  bisik titan sedikit parau seperti menahan tangis, anin tersenyum tipis kemudian memeluknya.

"Aku lebih lebih sayang kamu bi, jangan tinggalin aku.."  jawab anin tanpa sadar, titan memejamkan mata dan membalas pelukan anin.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang