#12

1.8K 180 19
                                    


Riana perlahan membuka kedua kelopak matanya,dia mengerjap beberapa kali hingga matanya bisa melihat lebih jelas. Dengan leher yang dipakaikan alat penyangga gadis itu tak bisa leluasa menoleh dan terasa sangat sakit.

"K-kak biru.. "  panggilnya serak dan pelan, ujung matanya menangkap sosok seseorang yang tertidur di sampingnya dan dia yakini itu sang kaka.


Orang itu terusik dan mengangkat kepala, matanya berbinar melihat gadis itu sudah sadar.


"Hai cantik, syukurlah kamu udah sadar kamu bikin kaka takut ana.."  benar dia titan, gadis itu masih setia menjaga riana dan viana disana. Sedangkan anin dan kevin mendapat panggilan darurat dari pekerjaan mereka.


"M-maafin ana kak.."


"Sstt sayang, ana gak salah apa-apa kaka yang harusnya bisa jaga kalian lebih baik, maaf sayang maafin kaka"  titan mencium kening riana kemudian tersenyum hangat.


"Vi-ana mana kak ?? Dia ba-ik aja kan ??"  Titan memutar bola matanya mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan sang adik.


"K-kamu gak usah cemas sayang, viana baik-baik aja kok"


"Kaka la-gi gak sembunyiin a-apapun kan ??"


"Engga sayang, kamu harus cepat sembuh ya nanti kaka bawa kamu ketemu viana "  riana tersenyum dan mengangguk kecil membuat titan menghela nafas lega.


Namun kelegaan hatinya tak bertahan lama saat jerit tangis baby viana terdengar memekik. Riana melebarkan matanya begitu pula titan yang langsung membuka tirai sebelah ranjang riana. Gadis itu menghampiri viana dengan tergesa dan menggenggam tangan mungilnya.


"Hey princess.. mama disini sayang.. "


"Mama hiks mama.. ana atut maa atitt huaaaaaaa"  tangisannya semakin kencang membuat titan dengan sigap menggendongnya. Riana menitikan air mata melihat anaknya menjerit ketakutan dan kesakitan.


"Princess ana kan kuat dan pemberani gak boleh takut ya, ada mama, kak langit dan kak kaindra yang jagain princess"  titan dengan penuh kasih sayang dan kelembutannya membujuk viana agar berhenti menangis dan usahanya berhasil. Balita itu semakin tenang sekarang.


"Vi-ana.. sayang.. "  gumam riana, titan menoleh dan sedikit kaget karena sang adik berderai air mata. Dia melangkah menuju riana dengan viana yang masih di gendongannya.


"Bunda.. "  panggil viana, balita itu menegakkan tubuhnya, menoleh ke kanan dan kekiri.


"Bunda mana ?? Geyap bunda , angan matiin ampunya" 
Lagi, riana tersentak. Dia baru menyadari bahwa kedua mata anaknya terlapisi kain kasa.


Titan membawa viana duduk di kursi sebelah ranjang riana, dia membimbing tangan mungil viana menggenggam tangan ibundanya. Viana tersenyum lebar kemudian mencium punggung tangan sang bunda.


"Bunda.. ana angen bunda" 


"B-bunda ju-ga kangen ana sayang"  jawab riana lirih dan terisak.


"Angan nangis bunda, ana cehat ko.. ana kuat, iya kan mama bilu ??"


"Iya dong.. princess mama kan kuat dan pemberani, ana harus semangatin bunda ya sayang" 


"Iya mama.. bunda, ana cayang bunda, bunda angan atut nanti ampunya idup agi kok "  kini titan yang tersentak, matanya bergetar dan berembun. Gadis dipangkuannya ini masih terlalu kecil untuk menyadari apa yang ia alami saat ini. Gadis jangkung itu tanpa sadar meneteskan air matanya.


The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang