#32

1.6K 188 33
                                    


Citra, riana, rheandra dan joanna nampak cemas menunggu anin yang tengah menemani titan menjalankan pengobatannya. Kemoterapi tingkat lanjut yang disarankan oleh steve johannes si dokter kepala yang juga mencintai gadis jangkung itu.

Terdengar rintihan dan ringisan lirih dari bibir tipis titan yang membuat gadis-gadis itu memejamkan mata dengan hati yang tersayat perih. Berusaha menekan kesakitan mereka dengan menghirup nafas panjang dan saling menggenggam tangan.

Ceklek!

Perhatian teralih pada pintu kamar yang terbuka, anin keluar dari sana dengan wajah lesu, terlihat setitik air mata yang masih menempel di sudut matanya.

"Nin.. "  panggil citra seraya mengusap bahu anin menguatkan.

Anin duduk diatara mereka, melepas sarung tangan karet dan maskernya. Joanna menyodorkan segelas air putih padanya, anin menerima dan meneguknya sedikit berharap bisa menghilangkan  atau sekedar meredakan gemuruh dalam dadanya.

"Gue gak sanggup lagi.. "  ujar anin lemas, joanna menggenggam tangan nya.

"Lo harus kuat nin, semangat dan ketabahan juga support lo yang paling titan harapkan.."  jelas joanna lembut mencoba menguatkan anin.

"Tapi gue gak tahan liat biru kesakitan jo.. "

"Kita tau nin, bukan cuma lo, kita disini cuma denger rintihan dia aja kita gak sanggup, hati kita sakit nin.."  timpal rheandra diangguki yang lainnya.

"Biru takut jarum suntik dan dengan teganya gue banyak menancapkan jarum suntik di tubuhnya, biru gak suka obat tapi gue maksa dia untuk minum semua obat dan... "  Anin menjeda kalimatnya, air matanya kembali menetes. Joanna menariknya kepelukannya, mereka tau apa yang anin rasakan.

"G-gue gak sanggup liat dia nahan tangis karena alat itu hiks.. hiks.. "

"Nin.. please kuat nin, bertahan buat dia.. lo kuat nin lo tabah.."

"Kak anin itu alasan terbesar kak biru bertahan selama ini, ana mohon kak jadikan kak anin alasan kesekian untuk kak biru kembali bertahan"  citra dan riana berusaha menegarkan anin, membakar semangat dan keyakinan pada diri gadis cantik itu.

"Anin.. yakinlah usaha lo dan perjuangan titan akan berbuah manis, kita tau Tuhan hanya memberinya ujian tanpa mengizinkan dia ninggalin kita"  joanna menimpali, anin hanya mengangguk masih dengan isakannya. Dia mengusap air matanya melepaskan diri dari pelukan joanna dan memaksakan tersenyum.

"Bantu gue melewati ini, bantu biru supaya dia tetep berjuang dan do'akan dia, panjatkan apapun do'a yang kalian tau untuknya.."   pinta anin yakin, mereka tersenyum dan mengangguk tegas.

"Pasti nin, apapun yang terjadi nantinya kita bakal tetep ada buat lo dan titan"

"Iya kak, biarin kita nebus kesalahan kita kemarin, kita gak akan pernah biarin kak anin sendirian lagi.."  anin menatap mereka dengan senyuman harunya.

"Thanks guys.. "

"Kita saudara nin, apapun itu kita harus tetep bersama.."

Pelukan hangat mereka menjadi penutup keluh kesakitan seorang anindita. Semangat dalam dirinya sedikit terbakar membuat anin yakin tentang apa yang kini ia jalani untuk kesembuhan istrinya.







Gadis jangkung itu terbaring lemah menatap sinar matahari yang terlihat berkilauan di balik jendelanya yang tertutup. Bibirnya terkatup rapat, tubuhnya terlentang lunglai, tatapan tegasnya kini berubah sayu tak terlihat semangat dalam pancarannya.

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang