#26

1.5K 159 3
                                    

Tengah hari ramai di kediaman kevin dan riana. Viana yang menangis keras dengan langit yang berusaha menenangkan balita itu. Riana sibuk di dapur, membuat susu untuk viana dan langit juga kopi untuk suami nya yang masih bersiap di kamarnya.
Gadis itu menghela nafas lega saat tak lagi mendengar raungan anaknya, dia membawa gelas-gelas itu memakai nampan dan berjalan kearah ruang tamu dimana langit dan viana berada.

Langkahnya terhenti begitu saja dengan senyuman yang seketika luntur.

"Hai ana, apa kabar ??"

Riana masih di tempatnya menatap seseorang yang mirip dengannya yang tersenyum manis padanya. Viana di pangkuan titan sang kaka yang ia sayangi.
Perlahan dia berjalan mendekat dan menaruh gelas-gelas itu diatas meja dan kembali menatap titan.

"K-kak biru ??"  Gumamnya, titan mengangguk.

"Iya ini kak biru ana.. kamu baik-baik aja kan ??"  Ulangnya, riana memejamkan matanya sesaat sebelum berjalan cepat dan memeluk titan.

"Ana kangen kaka.."  bisiknya lirih, titan tersenyum mengusap punggung sang adik.

"Kaka juga, maaf kaka bikin ana kecewa.."  riana terdiam kemudian melepaskan pelukannya dan mengambil alih viana dari pangkuan titan, titan hanya tersenyum dan melirik langit yang menatapnya penuh kerinduan.

"Hai jagoan mama, langit sehat? Gak nakal kan?" 

Langit berlari kearahnya dan memeluknya erat bahkan tubuh titan sampai terdorong kebelakang, "mama hiks.. langit angen mama.."

"Ssttt jangan nangis, mama disini sayang.."

"Mama angan tinggayin langit agi hiks.. " 

"Mama gak akan tinggalin langit justru mama kesini mau jemput langit"  langit meregangkan tubuhnya menatap wajah titan.

"Benelan ma ?? Mama mau jemput langit ??"  Titan mengangguk semangat.

"Iya sayang, kita pulang ya.."

"Hoyeeee... Love you mama.."

"Love you too jagoan"

Riana masih menatap mereka lebih tepatnya memperhatikan wajah dan tubuh titan yang semakin kurus. Titan yang merasa diperhatikan pun menoleh pada riana dan kembali menunjukkan senyum manisnya.

Titan melepaskan pelukan langit dan menurunkannya dari pangkuan.

"Makasih udah jagain langit, maaf kaka ngerepotin kamu terus"  ujarnya lembut,

"Langit anak ana juga jadi udah sepantasnya ana jagain langit"  titan menanggapi nya dengan senyuman dan kembali keheningan melanda.

"Baik tuan terimakasih.."

Titan dan riana menoleh pada anin yang baru saja masuk dan mengakhiri percakapan nya di telfon.
Anin tersenyum kemudian memeluk riana dan mencium pipi gembil viana yang tengah meminum susunya dipangkuan riana.

"Maaf ya kak anin ngerepotin ana banget"  sesal anin mengusap lengan riana, riana tersenyum dan menggeleng kepala.

"Gak kok kak, langit gak pernah ngerepotin dan ana gak pernah ngerasa direpotin"  sergah riana,

"Mommy..."  Panggil langit riang seraya berlari kepelukan anin.

"Astaga mommy kangen banget sama kamu sayang" 

"Langit uga angen mommy.. angan tinggayin langit agi mom"  anin melepaskan pelukannya dan mengusap pipi tembem langit.

"Maafin mommy ya sayang, mulai sekarang mommy sama mama gak akan pernah ninggalin langit lagi"

The Deep Regret (Beautiful pain chapt 2) GXG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang