Cinta seperti perang. Mudah untuk dimulai, tetapi sangat sulit untuk dihentikan.
________
Seorang gadis berambut pendek dan bermanik mata hitam, tengah asyik menatap layar komputer, nyaris selama 5 jam lamanya sejak pukul 4 pagi dan tidak terlihat lelah sedikit pun. Sementara, jari-jarinya dengan lincah menekan tuts keyboard. Sesekali bibir tipisnya mengulas senyuman penuh kepuasan, saat berhasil menulis kabar berita terbaru yang sedang hangat diperbincangkan.
Gadis ber-nametag Anita Iva Jovanka yang kini berprofesi sebagai Jurnalis, sudah hampir 2 tahun ia menjabat pekerjaan itu. Ia sangat menyukai pekerjaannya, menurutnya profesi ini keren. Anita merasa sangat disiplin ketika melakukan tugas jurnalistik. Ketika menjumpai narasumber misalnya, gadis itu tidak akan pernah telat dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan berita.
Anita juga tidak punya waktu istirahat yang pasti, dan bisa mandi dimana saja. Ketika peristiwa terjadi di suatu tempat, ia akan tetap tiba dengan melewati berbagai halangan dan rintangan. Mengimprovisasi pertanyaan atas isu yang sedang berkembang. Dengan konsep pertanyaan yang belum matang, Anita berani mengabarkan apapun yang bisa ia kabarkan.
Pekerjaan seperti ini juga, Anita kerap menjadi sasaran teror dari orang-orang yang tidak senang atas suatu pemberitaan. Para pencela itu biasanya memang tidak paham dengan delik pers yang bisa diselesaikan melalui mekanisme hak jawab dan hak koreksi dari media terkait. Beruntung ia mampu melawan para pencela itu dengan fakta yang beredar. Mereka hanya bisa menggunakan otot-otot mereka, dan cara berpikir mereka begitu rendah.
Ia meregangkan tubuhnya setelah akhirnya berita yang ia tulis sudah terkirim ke seluruh media dan internet.
"Uh, pukul 9." Anita beranjak dari kursi kerjanya dan menyambar tas kecilnya.
"Hey, kau mau kemana?" Tanya seorang gadis berambut ikal.
"Aku mau melihat persidangan yang dipimpin temanku." Ucap Anita dengan senyum simpulnya.
"Ohhh, Hakim muda itu. Oke, semoga persidangannya lancar."
Anita mengangguk. "Iya... Terima kasih, Carla." Setelah mengatakan itu, ia bergegas pergi dengan kendaraan mobil miliknya menuju ke Pengadilan.
_________
"Syukurlah belum dimulai." Anita duduk di kursi penonton yang masih kosong. Semua tampak sudah siap dari jaksa, pengacara, dan terdakwa kecuali, Hakim. Orang itu belum menampakkan dirinya.
Sebenarnya dimulai jam berapa? Kenapa Leo belum muncul juga?
Tak lama Hakim itu datang dan duduk di kursi tertinggi dan paling depan. Sudut bibirnya tertarik melihat temannya menjadi peran paling tinggi di persidangan, dia juga tampak begitu tampan saat memakai Toga berwarna hitam dan ungu gelap. Leo terlihat sangat berwibawa dan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓
Romance𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 21+ •Scene at a Glance• 𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙢𝙪𝙡𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙜𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙂 𝙈𝙞𝙣𝙤𝙧 𝘽𝙖𝙘𝙝. Kemampuan jari-jarinya terhadap tuts Piano itulah yang paling Anita suka. Tapi, Ketertarik...