bab 16. (a warm Hug)

637 127 7
                                    

Aku terus menerus mendengarmu di hatiku, kupikir aku akan gila.

________

Hari berganti hari, kini Arka dan Anita semakin memperlihatkan kedekatan mereka di tempat umum. Terkadang, setiap Arka berlatih di ruangan musik, Anita selalu melihat permainan pianonya.

Beberapa penggemar Arka kecewa, saat tahu Arka sudah memiliki pasangan kekasih. Begitu juga dengan Anita, beberapa temannya menanyakan hubungannya dengan Arka. Mereka bingung karena gadis introvert seperti Anita bisa menarik perhatian Arka. Jangankan orang lain, ia sendiri pun bingung.

Saat ini pukul 15.00 WIB, sepulang kuliah Anita dan Arka sedang berada di perjalanan menuju rumah Reva. Ini adalah permintaan dari ibunya untuk bermain ke rumah perihal rasa rindu seorang ibu pada anak kandungnya. Anita sempat ragu. Karena, ia yakin Reva ada di rumah. Tapi, ia juga rindu terhadap ibunya.

"Maaf merepotkanmu." kata Anita sembari menoleh.

"Aku senang kalau itu kau." Arka menyunggingkan senyumnya pada Anita. "Dan jika kau juga ingin menemui ayahmu, jangan sungkan untuk mengajakku." lanjutnya.

Anita mengangguk. "Iya, sudah lama juga aku tidak berkunjung."

"Ah iya, Anita. Dua minggu lagi aku akan mengikuti lomba dengan Reva. Reva akan bermain biola dan aku akan mengiringinya dengan permainan pianoku. Jadi, mungkin untuk beberapa hari ke depan aku akan banyak berlatih dengannya. Hmmm... Kau tidak keberatan, kan?" Arka sedikit menoleh. Ia merasa tidak enak. Tapi setidaknya, ia sudah meminta izin pada Anita.

Anita diam sejenak, dalam hatinya ia baru mengetahui kalau Reva pemain biola. Ada perasaan tidak nyaman saat Arka harus bersama gadis itu. Meski berat, Anita tidak boleh egois.

"Iya, lagipula kalau aku keberatan pun kau memang harus latihan dengannya. Kalian harus bekerja sama."

"Aku tidak akan mengecewakanmu, aku dan Reva pasti menang." yakinnya dan tetap fokus pada kemudinya.

Anita hanya tersenyum menanggapi perkataannya.

Tak lama mereka tiba di rumah ibu kandung Anita, Arka memarkirkan mobilnya di halaman lalu mematikan mesinnya. Setelah itu mereka langsung turun dari mobil.

Anita memencet bel berkali-kali hingga sang tuan rumah membukakan pintunya. Anita agak risih saat Reva lah yang membuka pintu. Gadis itu juga sempat terkejut dan memandangi mereka berdua bergantian. Ada senyuman yang terpancar saat Reva melihat Arka, dan tatapan tidak suka ia tunjukkan pada Anita.

"Aku tebak, pasti kak Anita mau bertemu Ibu, kan?" tebak Reva dengan senyuman yang dibuat-buat.

"Hmm.."

"Oke, silakan masuk." Reva bergeser untuk memberikan jarak kepada Anita dan Arka.

Anita melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan Reva menyuruh mereka untuk duduk di ruang tamu.

Terlihat Bella-Ibu Anita, turun dari anak tangga, Bella melangkahkan kakinya cepat menghampiri Anita dengan senyum yang terus mengembang.

Anita beranjak dari duduknya dan memeluk ibunya erat. Hanya beberapa detik sampai mereka berdua melepas pelukannya.

"Bunda sehat?" tanya Anita dengan senyum yang merekah.

Bella mengangguk. "Sehat dong, bunda sangat merindukanmu." Bella mengacak rambut Anita.

Arka ikut berdiri untuk bersalaman dengan Bella. "Sore, Tante."

"Iya Arka, sepertinya kalian semakin dekat, ya?"

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang