bab 40. (You, Bastard)

450 66 2
                                    

Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, dan bukanlah keiklasan jika masih merasakan sakit.

________

"Ma-maksud Kakak aku bukan anak Ayah? Aku anaknya Ayah Kak Anita?"

"Sekarang sudah paham kenapa Ayah membencimu?"

"Berarti aku juga adik Kak Anita?" Tanya Yezkiel dengan antusias. "Akhirnya aku bisa merasakan kasih sayang Ayah, Ayo Kak! Kita kembali lagi kesana." Yezkiel mengguncangkan lengan Kakaknya.

"Diam, Kiel! Ini semua juga gara-gara kau, gara-gara kau Ibu dan Ayahku meninggal, gara-gara Ayahmu keluargaku hancur!" Bentak Arka dengan mata yang berkaca.

Yezkiel terdiam, matanya memanas saat Kakaknya untuk pertama kali membentaknya. "Ma-maaf, Kak." Ujar Yezkiel sesenggukkan.

Arka menoleh ke arah Yezkiel, seketika ia tersadar karena sudah membentaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka menoleh ke arah Yezkiel, seketika ia tersadar karena sudah membentaknya. Sudah jelas Yezkiel hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Arka menarik Yezkiel dan memeluknya dengan sebelah tangannya. "Maaf sudah membentakmu."

Yezkiel mengangguk dan menangis. "Kiel takut, jangan bentak Kiel lagi, Kak."

"Iya, Maaf ya,"

________

"Ayah, kenapa? Kenapa Arka menyebutmu jahat? Apa Ayah melakukan sesuatu?"

"Anita! Kau percaya pada ucapan brengsek itu?" Tanya Reifan. "Bagaimana bisa dia seenaknya menyimpulkan, padahal Arka dan Ayah baru pertama kali bertemu."

"Kakakmu benar, lain kali kau harus mencari pacar yang baik. Kenapa laki-laki seperti dia yang kau pilih?" Ucap Ibu tirinya.

"Tahu apa kalian?!" Ujarnya kesal pada Reifan dan Ibu tirinya, Arka adalah orang yang sangat baik menurutnya.

"Anita!! Bersikaplah sopan dengan ibumu!" Bentak Teguh.

"Ayah, jawab aku. Kenapa Arka sangat membencimu?"

"Apa kau salah pergaulan sehingga menjadi anak yang tidak punya etika? Berhenti berhubungan dengannya."

"Apa? Aku tidak mau."

"Jika kau melawan, kau tidak boleh tinggal sendiri lagi. Kau harus tinggal dengan Ayah di rumah."

"Tidak." Ia melempar sendok dan garpu ke piringnya.

"Apa kau tidak lihat, Anita? Dia menyebut Ayah Bajingan. Apa menurutmu itu baik."

Anita menunduk dan terisak. Kenapa makan malamnya harus berantakan seperti ini? Harusnya ini menjadi kenangan hangat untuk dirinya. Dan kenapa Arka terus menyebut Ayahnya jahat? Ia melihat telapak tangannya yang digunakan untuk menampar wajah Arka barusan.

"Sudah, jangan menangis." Reifan mengelus rambutnya.

Anita menepis tangan Kakaknya dan beranjak dari kursi. "Aku mau pulang dan aku yakin ada alasan kenapa Arka menyebut Ayah seperti itu." Setelah mengatakan itu, Anita pergi dari tempat tersebut dan pulang dengan menggunakan taxi.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang