bab 43. (Permainan kecil) [21+]

1.5K 111 12
                                    

(Warning! 21+)

BULGOS!!


sesuai janji, malam ini update.. ini lebih vulgar dibanding *Galen touch* di bab 26.

💜💜

I love him until I can't see the line between wrong and right.

________

Hari sudah kembali pagi, Anita menyipitkan matanya saat cahaya silau matahari menyusup masuk lewat celah jendela kamarnya. Ia menggeliat dan beranjak dari kasur. Ia sendiri tidak tahu pukul berapa sekarang. Karena, di kamar ini tidak ada jam dinding dan ditambah lagi ponsel Anita yang tidak pernah ia aktifkan. Anita berjalan keluar kamar dan membasuh wajahnya di wastafel. Ia menghela napas berat dan memperhatikan dirinya di pantulan cermin.

"Aku benci saat melihat diriku ini mirip dengan Ayah."

Ia kembali melangkahkan kakinya keluar kamar mandi dan hendak berjalan menuju kamar Yezkiel. Anita ingin membantu anak itu bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Namun, saat Anita tiba di kamarnya, Yezkiel tidak ada.

"Ternyata aku terlambat bangun." Ucapnya saat melihat jam dinding di kamar Yezkiel, jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB. "Yezkiel dan Arka sudah berangkat."

Hembusan napasnya berat, ia merasa bosan harus terus diam di dalam rumah. Padahal belum ada seminggu Anita mengambil cuti kuliahnya. Tapi, rasanya ia tidak tahan jika menjadi pengangguran begini.

Kamar Yezkiel juga sudah benar-benar rapih, pasti Bu Sara yang membersihkannya. Anita sangat ingin membantu, ia merasa tidak enak jika menumpang di rumah orang lain dan tidak melakukan apapun. Tapi, Bu Sara selalu melarangnya untuk melakukan pekerjaan rumah, dia selalu berkata 'ini pekerjaanku'. Anita merasa sudah menjadi Nyonya di rumah ini.

Kakinya kembali berjalan keluar menuju kamar Arka, mungkin saja Sara belum membersihkannya. Jadi, Anita yang akan merapihkan kamar Arka. Dan benar saja, saat sampai di kamar Arka, Anita melihat Bu Sara yang sedang berjalan menghampirinya.

"Bu, kamar Arka biar aku yang rapihkan."

"Tidak usah, tidak apa-apa biar Ibu yang lakukan."

"Ayolah, aku sangat ingin membantu. Ibu bisa melakukan pekerjaan yang lain. Tidak apa-apa, Bu." Anita tersenyum, ia membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam.

Sara mengangguk pasrah dan berbalik untuk menyelesaikan tugas rutinnya sebagai asisten rumah tangga. Semenjak Gerald-Ayah Arka meninggal dunia, Sara hanya tinggal sendiri di rumah ini. Terkadang ia juga menelepon Arka untuk kembali ke rumah.

Ia sangat kesepian kala itu, sebenarnya Sara ingin sekali pulang ke rumahnya untuk menyalurkan perasaan rindunya pada anak dan suami. Tapi, tentu saja ia tidak bisa seenaknya seperti itu. Sara harus meminta izin pada majikannya, dan Arka juga tentunya mengizinkan Sara untuk pulang minggu depan.

Saat Anita berada di dalam kamar Arka, sebenarnya tidak terlalu berantakan. Hanya ada beberapa yang harus ia bersihkan. Bisa dibilang ini jauh dari kata kamar laki-laki biasanya.

"Pertama kalinya aku membersihkan kamar laki-laki." Ia tertawa kecil sambil merapihkan alat tidurnya. Seketika kepalanya membayangkan jika ia dan Arka akan menjadi pasangan suami istri. Senyuman Anita tidak luntur sedari tadi, ia pasti akan menjadi wanita paling beruntung di dunia jika itu benar terjadi.

Anita berniat untuk menggantikan seprainya, ia melepaskan seprai pada kasur, dan sarung bantalnya juga ia lepas semua untuk diganti dengan yang lain. Anita mengambil bedcover di sebuah rak dan dengan segera ia membentangkan seprainya di atas kasur. Tangannya menyelinap masuk ke bawah kasur untuk memasangnya. Namun, Anita merasakan ada sesuatu di bawah sini.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang