bab 13. (Pelakor)

742 137 11
                                    


Tindakan kecil yang kau lakukan berpengaruh besar pada jantungku.

________

Berbeda dengan dugaannya, karena Anita bisa tidur nyenyak malam ini. Mungkin karena ia terlalu lelah dan tempat tidurnya ini juga terasa sangat nyaman. Di tengah tidurnya, Anita terbagun. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan seketika matanya membulat sempurna. Gadis itu terkejut dengan seseorang di hadapannya. Ia tidak menyangka bisa melihat wajah tidur Arka yang begitu tenang. Anita juga tidak berniat untuk merubah posisinya, ia tetap ingin tidur saling berhadapan seperti ini.

Ada dorongan dari dalam dirinya untuk menyentuh wajah Arka. Tapi, Anita takut dia akan terbangun. Namun tetap saja, Anita melawan keraguannya itu. Akan sangat disayangkan jika Anita melewatkan kesempatan ini.

Dan sampai akhirnya tangan Anita berhasil menyentuh pipi laki-laki itu. Anita tersenyum dan mengusap pipi Arka dengan ibu jarinya. Kulitnya yang putih ini terasa sangat lembut dan dingin.

Jari-jarinya juga perlahan naik dan menyentuh alisnya yang cukup tebal. Anita mengusap alis matanya tersebut. Seperkian detik, jarinya kembali turun ke hidungnya yang mancung. Menyentuhnya dengan jari telunjuk dan melambatkan tempo sentuhannya yang semakin lama jarinya bertemu dengan bibir Arka yang merah dan lembab.

Jantungnya kembali berdetak cepat saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Ia tidak tahu harus senang atau kecewa saat Adik Arka meneleponnya di waktu yang sangat tepat.

Ibu jarinya masih setia mengusap bibirnya dengan lembut. Lagi-lagi Anita tersenyum, ia tidak menyangka sosok sempurna seperti Arka menjadi miliknya. Anita sangat berterima kasih pada Tuhan yang sudah mempertemukan mereka.

Tangannya kini membenarkan posisi topi kupluknya supaya Arka merasa lebih hangat. Perlahan laki-laki itu membuka matanya dan saat itu juga Anita terkejut, ia langsung menarik tangannya.

"Ahh, ma-maaf. Aku hanya membetulkan topimu, agar kau tidak kedinginan."

Oh my God.

Arka tersenyum tipis. "Terima kasih." ucap Arka dengan suara seraknya. Arka juga sepertinya tidak tahu kalau Anita sedari tadi menjelajahi wajah tampannya.

"Apa kau merasa kedinginan?" tanya Arka.

Anita mengangguk.

"Ulurkan tanganmu."

"Ta-tanganku?"

"Iya."

Anita mengulurkan tangannya dan Arka langsung menggenggamnya erat serta meniupkannya. Napas Arka terasa hangat di tangannya. Benar-benar, bersama Arka sama saja seperti olahraga jantung.

"Maaf. karena mendadak, aku jadi lupa membawa sarung tangan."

"Iya. Tak masalah, Arka."

"Sebaiknya kita tidur kembali, ini masih tengah malam."

Anita mengangguk dan memejamkan matanya. Tangannya juga masih berada di genggaman Arka, ini bahkan lebih hangat daripada memakai sarung tangan.

Aku sangat mencintaimu, Arka. ucapan terakhirnya dalam hati sebelum ia benar-benar terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpinya.

__________

Hari sudah pagi, Anita membuka matanya dan tersenyum saat kembali melihat wajah tidur Arka. Anita menarik tangannya pelan dari genggaman Arka takut ia akan terbangun. Setelahnya gadis itu mengambil ponselnya untuk melihat jam.

"Ahh jam 6," ujarnya pelan.

Ia bangkit dari tidurnya dan terduduk sambil terus melihat seseorang yang masih tidur di sebelahnya. Anita memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada pipi Arka. Hanya sekilas, setelah itu ia segera keluar dari tenda.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang