Jadilah dirimu sendiri. Karena, belum tentu orang lain ingin menjadi dirimu. :)
________
"kenapa?" Arka bicara pada seseorang lewat telepon.
"Temui aku di ***. Ini tentang kakak tiriku Anita."
Arka mengernyit heran. "Anita?"
"Hmm. Cepat, aku tunggu."
Tut tut tut
"Rev! Reva!" Ia menghela kasar napasnya saat Reva memutus sambungan teleponnya.
Dengan terpaksa ia mengambil kunci mobilnya. "Kiel, kakak pergi sebentar."
"Iya, Kak."
Arka bergegas untuk menemuinya. Saat di perjalanan pun Arka mencoba menghubungi Anita, tetapi tidak ada jawaban.
"Sebelumnya dia menolak panggilanku. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi."
Beberapa menit kemudian, Arka sudah tiba di tempat yang di maksud Reva.
"Apa?" Tanya Arka yang tidak ingin bertele-tele.
Reva tersenyum. "Calm down, Arka."
"Cepat, Reva."
"Oke. Sebentar." Reva mengotak-atik ponselnya lalu menunjukkan poto Anita yang sedang terikat.
Arka membulatkan matanya, ia langsung merebut ponselnya. "Anita? Apa yang kau lakukan, Reva?!"
Reva tertawa dan merebut kembali ponselnya. "Aku sudah muak melihat hubungan kalian. Kau pikir aku akan diam saja? Tidak!"
Arka sendiri tidak menyangka akan perubahan sifatnya itu. Ia tetap diam memperhatikan Reva yang mengeluarkan air matanya.
"Kenapa kau malah tertarik padanya? Padahal aku lebih dulu mengenalmu. Hahaha, bahkan saat tadi pagi pun Kau tidak ingin membalas sapaanku. Kenapa? Sebelumnya aku masih sabar. Tapi, semakin hari hatiku terasa sangat sesak. Sakit, Arka. SAKIT!! Hatiku benar-benar hancur." Reva memegang dadanya yang terasa sesak. Air matanya tidak berhenti mengalir.
"Reva, kau sudah dewasa. Jangan melakukan hal gila hanya karena cintamu tak dibalas. Suatu hari nanti, kau bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dariku."
Reva menggeleng. "Aku hanya menyukaimu. Jangan paksa aku untuk mencari cinta yang lain. Aku hanya berjuang. Apa aku salah?"
"Berjuang boleh. Tapi, caramu salah."
Reva tertawa. "Salah? Menurutku ini benar." Reva langsung menelepon Galen. Tak lama laki-laki itu mengangkatnya dan memperlihatkan penampilan Anita yang sudah kacau.
Reva langsung menunjukkan ponselnya pada Arka.
Mata Arka membulat sempurna, ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya itu.
"Anita!" Ia menggertakkan giginya.
"A-anita!!" Arka sangat takut, ia menelan ludahnya saat laki-laki disana mencoba membuka kancingnya. Suara tangisan Anita membuatnya panik.
"Berhenti! Berhenti Reva!!!" Arka membentaknya.
Reva langsung mematikan teleponnya.
"Kenapa kau malah mematikan teleponnya? Suruh dia berhenti!"
"Kau tenang, Arka. Dia sudah mengerti instruksiku."
Arka menarik napasnya panjang. "Apa? Kau mau apa?"
"Aku mau kau putus dengannya dan berpacaran denganku. Jangan pernah berhubungan lagi dengan Anita. Aku akan memantaumu. Anita akan aman jika kau menyetujui perjanjian ini. Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓
Romance𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 21+ •Scene at a Glance• 𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙢𝙪𝙡𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙜𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙂 𝙈𝙞𝙣𝙤𝙧 𝘽𝙖𝙘𝙝. Kemampuan jari-jarinya terhadap tuts Piano itulah yang paling Anita suka. Tapi, Ketertarik...