bab 36. (Kenangan buruk)

390 69 0
                                    

Bahkan jika aku harus kehilangan ingatanku, memori itu akan tetap ada di hati.

________

Selepas pulang dari pemakaman, Anita membersihkan tubuhnya dan memasak makanan untuk Adik Arka dan Kakaknya. Reifan juga kini sedang menenangkan Yezkiel dan mengajaknya bermain games milik Anita. Mungkin dengan begitu, Yezkiel bisa melupakan kepergian sang Ayah barusan.

"Yaahhh Kiel mati, aku mau ganti karakter." Ucapnya saat kalah melawan Reifan di games.

"Mau ganti karakter apapun, Kiel akan selalu kalah."

"Kakak lupa? Sedari tadi juga kakak kalah denganku." Yezkiel menjulurkan lidahnya pada Reifan.

Reifan terkekeh dan mengacak rambutnya, ia senang Yezkiel bisa ceria. "Oke, kalau ronde ini kakak kalah. Kau boleh minta apapun."

Yezkiel terperanjat senang. "Beneran, Kak?! Boleh minta apa saja?! Kalau aku minta Games konsol seperti ini, boleh?"

Reifan mengangguk dan menyunggingkan senyumnya.

Yezkiel bertepuk tangan. "Yeyy, Asyik."

Mereka berdua tampak asyik dengan games konsol milik Anita, sudah cukup lama mereka berdua bermain. Usaha Reifan berhasil untuk membuat Yezkiel tidak larut dalam kesedihan. Tinggal bagaimana usaha Anita untuk membuat Arka menjadi sedikit tenang. Anita juga sedari tadi memikirkan kemana Arka pergi, lagi-lagi perasaannya merasa tidak enak.

Setelah makanan siap, Anita memanggil kakaknya dan Yezkiel untuk segera menyelesaikan bermainnya dan makan makanannya. Mereka bertiga pun kini berkumpul di meja makan dengan hidangan yang Anita buat.

"Kak Anita, tahu tidak, Kak Reifan akan membelikanku games konsol." Ucapnya penuh antusias, Yezkiel tampak gembira karena ia menang melawan Reifan di Games.

"Wah, benarkah?"

Yezkiel mengangguk dan memasukkan makanannya ke dalam mulut. "Aku bisa bermain dengan kakakku nanti. Eh iya, Kakakku kemana sih, Kak? Kakak pasti sangat sedih karena kepergian Ayah." Yezkiel menarik napasnya. "Apalagi Ayah sangat menyayangi kakakku dibandingkan aku. Sebenarnya aku tidak terlalu sedih dengan kepergiannya. Karena, saat Ayah masih hidup pun aku seperti tidak memiliki seorang Ayah." Ujar Yezkiel kembali murung dan menggesek-gesekkan sendok di piring makannya.

Anita menatapnya kasihan, berbeda dengan Reifan yang terkejut saat mendengar ucapannya. Ternyata Yezkiel menangis karena kasihan pada kakaknya. Tapi kenapa Yezkiel tidak menangisi Ayahnya yang baru saja meninggal? Reifan penasaran akan itu. Mungkin Anita mengetahui hal ini, ia akan bertanya nanti.

Anita mengusap rambut Yezkiel. "Sebentar lagi kakakmu kembali, sudah ya jangan murung begini. Nanti Kak Reifan tidak membelikanmu Games lho."

Yezkiel mengangguk dan tersenyum lebar. "Aku tidak murung lagi Kak, Janji."

Anita mengangguk. "Setelah makan, kau tidur ya,"

Yezkiel mengangguk dan melanjutkan makannya.

________

Dengan langkah tergesa Arka berjalan melewati koridor setelah keluar dari lift. Selagi ia masih mengingatnya, Arka harus segera menuntaskan masalah kemarin. Galen harus diberi tuntutan. Saat sampai di tujuannya, yakni CEO Room atau ruangan Leo bekerja. Ia mengetuk pintunya sekali dan langsung membukanya.

"Leo," panggil Arka sambil menutup pintu.

Leo mengangkat kepalanya dan menyimpan dokumen yang barusan ia pegang di mejanya. "Kau? Tumben sekali." Leo beranjak dari kursinya dan duduk di tepi sofa ruangannya, Arka juga ikut duduk disana.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang