bab 6. (kencan 2)

847 163 2
                                    

Aku sudah jatuh cinta berkali-kali tapi, selalu denganmu

________

Setelah memesan makanan, mereka menikmatnya bersama dan diselingi obrolan obrolan kecil. Suasana cafe semakin ramai, tetapi tetap tenang dan ada alunan musik yang membuat Cafe terkesan romantis.

Memang kebanyakan pelanggan disini adalah pasangan kekasih atau bahkan pasangan suami istri. Sebenarnya agak sulit mendeskripsikan keindahan cafe ini di malam hari.

Selain menikmati keindahan disini dan menikmati makanannya, Arka juga menikmati paras cantik gadis di hadapannya sekarang.

"Arka!"

"Kenapa?"

"Kau punya pacar?"

Arka menenggak minumannya. "Punya."

Anita menghela napasnya, ia tidak mengerti Arka sudah memiliki pasangan. Tapi, kenapa laki-laki itu terus mendekatinya? Dan kenapa ia memposting foto dirinya?

"Lalu kenapa aku tidak pernah melihat pacarmu?"

"Nanti akan kutunjukan setelah ini." Arka menyunggingkan senyumnya.

Anita mengangguk dan mereka kembali melanjutkan makannya. Anita juga sebenarnya agak terganggu dengan jawaban Arka, ia menyesal telah bertanya tentang itu. Pikirannya juga terus bertanya-tanya siapa wanita yang beruntung menjadi pacarnya.

Sekitar pukul setengah delapan mereka memutuskan untuk keluar dari hotel itu.

"Ada tempat yang ingin kau tuju?" tanya Arka sebelum menyalakan mesin.

"Tidak."

Arka bersandar pada kursi. "Kau ingin pulang?"

Ia diam sejenak lalu menggeleng. "Arka apa kau punya piano?"

"Okeh." Arka segera menyalakan mesin dan menancapkan gas keluar dari area basemant serta hotel tersebut.
"Sebaiknya kau siapkan lagu yang akan kumainkan nanti."

"Sombong sekali."

Cukup peka.

Arka menoleh sejenak dan terkekeh. Tidak ada yang membuka pembicaraan, mereka berdua memilih diam sambil mendengarkan musik dari radio mobil. Sesekali juga Anita menguap dan memejamkan matanya sambil menunggu tiba di tujuan.

Kurang dari dua puluh menit mereka tiba. Arka segera memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin. Anita juga langsung membuka matanya saat merasakan mesin mobilnya mati.

"Sudah sampai?"

Arka mengangguk.

Anita mengerutkan dahinya. "Rumahmu?"

"Bukan, ayo turun!" Arka membuka seatbeltnya.

Anita mengangguk dan mereka berdua turun dari mobil.

"Lalu ini rumah siapa?"

"Ini rumah guru les-ku. Ah, lebih tepatnya mantan guru les-ku."

"Ohh, aku berjalan di belakangmu."

Arka mengangguk dan tersenyum tipis, ia langsung melangkahkan kakinya menuju pintu dengan Anita yang mengekor di belakangnya. Rumahnya juga tampak begitu sederhana dan minimalis.

Arka menekan belnya dan mereka mendengar seseorang dari dalam menyaut lalu membuka pintu.

"Wah Arka, lama tidak bertemu." seseorang paruh baya ini memeluk Arka.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang