bab 31. (Fight again)

536 91 12
                                    

Untuk menuliskan seberapa berartinya dirimu, kertasnya selalu kurang. -frdsm

_________

Sejak kemarin, Arka mengabaikan ponselnya yang terus menampilkan nama Reva. Menjadikan ponselnya mode diam atau silent, agar tidak mengusik ketenangannya. Ia sudah benar-benar tidak peduli dengan Reva. Entah kenapa, Arka begitu membencinya. Setidaknya ia tak perlu merasa takut lagi.

Sudah 3 hari ini Arka tidak bertemu dengan orang yang sangat ingin ia kirim ke Neraka. Tangannya sudah gatal ingin meninju wajah sialannya itu. Sebenarnya bisa saja jika Arka meminta alamat tempat tinggal Galen pada Leo. Tapi, itu nanti setelah dengan puas ia memukulnya di kampus. Barulah polisi akan datang ke rumahnya dan menahan si Bajingan itu.

Setelah mengetahui kebenarannya dari Leo, ia masih belum berbicara pada Anita. Arka ingin menyelesaikan masalah ini dulu. Dan Anita wajib tahu semuanya. Tentang siapa yang memerintah Galen, tentang kenapa Arka mengabaikannya, dan tentang kebohongan yang Arka ucapkan saat di Balkon Apartemennya saat itu.

Kakinya kini sudah melangkah keluar dari mobil. Dan berjalan menuju kelas mata kuliahnya saat ini. Setiap hari ia juga selalu mengaktifkan mata elangnya, agar Galen tidak lewat dari pandangannya. Tidak ada sorot mata yang hangat seperti dulu, hanya ada sorot mata kebencian dan rasa dendam. Akhir-akhir ini bahkan orang-orang tidak berani menyapa Arka lagi, Arka sudah merubah kepribadiannya 360°. Hanya Adiknya -Yezkiel yang bisa merasakan betapa hangatnya Arka, Anita juga tentunya.

 Hanya Adiknya -Yezkiel yang bisa merasakan betapa hangatnya Arka, Anita juga tentunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️

Seperti biasanya, ia berangkat kuliah menggunakan taxi. Tidak butuh waktu lama untuk ia tiba di kampus. Anita melangkahkan kakinya menuju kantin, seperti biasa hal yang ia lakukan sebelum masuk ke kelas dan sebelum pulang ke rumah.

Anita berjalan masuk ke dalam kelas setelah membeli minuman favoritnya. Ia duduk di barisan ke-3 dekat jendela. Jangan lupa, airpods yang sudah pasti terpasang di telinganya dan ia juga selalu menyembunyikan wajahnya di balik Hoodie yang ia pakai.

Di kelas juga baru ada beberapa mahasiswa, atau mungkin memang hanya sedikit yang mengikuti mata kuliah saat ini.

Kursi di depannya berdecit, menandakan ada orang yang duduk. Anita mengangkat wajahnya sekilas untuk melihat seseorang yang ada di depannya. Namun, wajahnya kembali terangkat saat menyadari bahwa yang berada di depannya adalah orang yang ia kenal. Anita mengenali punggungnya itu.

Arka? Ternyata pagi ini kita memiliki mata kuliah yang sama.

Hatinya terenyuh melihat punggung tegap milik Arka–mantan kekasihnya. Tangan Anita bergerak ke pipi bagian kanan, menopang kepala lalu berlanjut memandang punggung tegap dan tetap setia meminum airnya dengan sedotan. Anita sangat ingin memeluk erat punggungnya itu.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang