bab 38. (Kabar buruk)

358 62 10
                                    

Sebab dirimu yang membuatku hilang arah seperti ini.

________

Anita menggigit bibirnya, ia tampak bingung melihat Arka sekarang. Kenapa Arka berkata seolah-olah orang tuanya masih hidup? Arka sedang mengerjainya, kan? Tapi, wajahnya benar menunjukkan rasa cemas.

"Aku akan menjemput Ibu di Restoran, kau mau ikut? Ah iya. Ibuku juga memiliki nama yang sama denganmu." Arka mengambil kunci mobilnya di meja.

Anita masih menatapnya dengan tatapan heran dan sendu. Ada apa dengannya? "I-iya Arka, aku tahu."

"Ah tahu dari mana? Yasudah ayo, ibuku pasti menunggu." Arka hendak membuka pintu. Namun, dengan cepat Anita menahan tangannya.

"K-kau mengerjaiku, kan?"

"Hah?"

Mata Anita memerah dan berkaca. "Ada apa denganmu, Arka?"

"Anita, kau kenapa menangis? Aku baik-baik saja."

"Kedua orang tuamu sudah tenang disana. Kau harus mengikhlaskan kepergian mereka, Arka."

"Maksudmu orang tuaku sudah meninggal?" Tanya Arka dengan alis yang bertaut. "Kenapa kau bicara seperti itu?"

Bibir Anita bergetar, ia hanya takut Arka tersinggung dengan ucapannya. Tapi, Arka benar-benar aneh akhir-akhir ini. "Maaf." Akhirnya hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Hmm, sudah. Aku masih tidak mengerti kenapa kau menangis begini." Arka mengelap air matanya. "Ayo!" Arka membuka pintu dan menggenggam pergelangan tangannya lalu berjalan ke Basement. Anita masih diam tanpa berkomentar apapun.

Sudah sekitar 5 menit Arka berkendara, suasana di dalam mobil cukup hening. Anita hanya melihat keluar jendela, banyak hal yang ia pikirkan tentang hari ini. Apalagi sekarang Arka bilang ingin menjemput ibunya di sebuah Resto. Namun, tak lama Arka menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Anita,"

"Iya?"

"Kita mau kemana?" Tanya Arka sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Kita mau kemana?" Tanya Arka sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anita diam, Arka membuatnya bingung setengah mati. Padahal tadi dia yang memaksa untuk menjemput ibunya. Bagaimana Anita harus menjawab?

"Anita? K-kau ingin makan ya? Maaf, tiba-tiba aku lupa." Arka berkata dengan hati-hati takut perkataannya salah. Ia sendiri benar-benar tidak tahu alasannya berkendara malam-malam begini. Ia berharap dugaannya benar jika Anita ingin makan di luar. Arka merasa linglung saat ini, ia sendiri paham kalau ini adalah gejala dari penyakitnya.

Anita tersenyum. "Iyaa, Arka." Sebenarnya ia sedikit lega. Karena, Arka sudah tidak terlalu memikirkan ibunya. Tapi tetap saja, ini aneh.

_________

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang