bab 12. (Berkemah)

661 142 10
                                    

Cinta memang tidak kenal tempat dan waktu. Namun, Cinta itu tidak akan hadir tanpa adanya dirimu.

___________

Aku yang nulis aku yang deg2an :)

❤️

"Lalu sekarang kita mau kemana?" tanya Anita.

Arka diam dan berpikir untuk tujuan selanjutnya. "Kebetulan besok minggu, bagaimana hari ini kita pergi kemah?" ujarnya sembari menaikkan sebelah alisnya.

Tanpa berpikir Anita langsung mengangguk antusias disertai dengan senyuman manisnya. "Aku setuju."

Arka menginjak pedal gas lebih cepat. "Kau pernah berkemah?" tanya Arka menoleh.

Anita menggeleng. "Tidak. Kita akan berkemah di mana?"

Arka tersenyum. "Rahasia."

Anita memutar bola matanya malas dan lebih memilih diam sambil melihat keluar jendela.

Kurang dua puluh menit mereka tiba di rumah Arka. Ia menekan klakson mobil agar seseorang di rumahnya membuka gerbang untuknya. Saat itu juga wanita paruh baya membukakan pintu gerbang tersebut. Arka langsung memasukkan mobilnya ke halaman.

Anita menganga saat melihat rumahnya, ini cukup mewah baginya dengan tema rumah modern, rumah yang sepertinya terdiri dari dua lantai dan menggunakan material kayu sebagai beberapa dinding, jendela-jendela dengan ukuran besar, dan Anita juga melihat ada taman di atap rumahnya.

Anita menganga saat melihat rumahnya, ini cukup mewah baginya dengan tema rumah modern, rumah yang sepertinya terdiri dari dua lantai dan menggunakan material kayu sebagai beberapa dinding, jendela-jendela dengan ukuran besar, dan Anita juga melih...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rumahmu?"

"Iya. Ayo, turun! Kita harus mengambil kebutuhan untuk kemah."

Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Arka. Saat mereka di dalam, mata Anita terus menelusuri setiap sudut ruangannya.

Ada sofa besar berbahan kulit, dinding dan furnitur dengan unsur dekoratif yang unik, serta lampu kristal yang megah merupakan ciri khas ruang tamu pada rumah mewah klasik. Dan dilihat bagaimanapun rumah ini sangat nyaman menurutnya.

"Ayo, sebelah sini." Arka berjalan lebih dulu dengan Anita yang mengekor di belakangnya.

Mereka masuk kedalam gudang, gudangnya pun bersih, setiap barangnya juga tertata rapih. Laki-laki itu mengambil tenda berwarna biru lalu memberikannya pada Anita.

"Seingatku, aku punya dua tenda. Di mana, ya?" Arka terus mencari satu tenda lagi. "Kau tunggu di sini." lanjutnya dan pergi dari ruangan gudang itu.

Anita juga membantu mencari tenda di area gudang, namun ia juga tidak menemukannya. Anita malah menemukan keperluan lainnya seperti sleeping bag dan matras, masing-masing ada tiga.

Sepertinya dia sering berkemah.

Anita mengambil dua sleeping bag dan dua matras lalu keluar rumah untuk menyimpan barangnya di bagasi mobil. Ia kembali masuk dan membawa tenda yang ia tinggal di gudang. Anita terus keluar-masuk membawa barang yang menurutnya diperlukan.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang