bab 14. (First kiss)

1K 152 8
                                    

Bahkan hati yang tidak memiliki tulang pun bisa merasakan patah. -rng

__________

Anita masih berada di atas balkon saat ini, mungkin ia akan turun ke bawah setelah Reva pergi dari rumah Arka. Anita juga tidak ingin mengganggu mereka, pasti akan terasa canggung nanti.

"Kak Reva sering datang kesini?" Tanya Anita pada yezkiel.

Yezkiel mengangguk. "Iya, kak."

Anita menghembuskan nafasnya, ia tahu Reva pasti punya perasaan pada Arka. Anita sangat yakin itu, lagipula sosok tampan seperti Arka memang menjadi idaman untuk wanita di luar sana.

"Kiel!"

"Kenapa kak?"

"Menurut Kiel, lebih cantik kak Anita atau kak Reva?"

Entah apa yang ada di pikirannya sehingga mengeluarkan pertanyaan seperti itu. Tapi, ia butuh pendapat dari adik Arka ini.

Yezkiel tertawa.

"Kok ketawa?" Anita menatapnya heran.

"Kak Anita cemburu yaa?? Kalau Kakakku sama Kak Reva?" ucapnya masih terus tertawa.

Anita malu dan tidak bisa menahan semburat merah di pipinya. "A-apa sih, Kiel? Masih kecil sudah tau hal seperti itu yaa?"

"Aku juga punya pacar kak di sekolah. Teman sekelasku, mereka semua menyukaiku."

Tidak heran sih,,

Anita menepuk-nepuk kepala Yezkiel. "Kak Anita juga suka Kiel." Anita tersenyum.

"Kiel juga suka kakak." Yezkiel tersenyum lebar menampakkan jejeran giginya. "Menurutku kakak lebih cantik daripada kak Reva." lanjutnya membuat mood Anita kembali naik lagi.

"Yakin?"

Yezkiel mengangguk antusias, ia kembali memetik bunga dan memberikannya pada Anita. "Kak Arka juga pasti sependapat sama Kiel, kalau kak Anita yang tercantik."

Anita terkekeh mendengar perkataannya dan mencubit pipi Yezkiel dengan gemas.

"Sakit kak. Tapi, Kiel suka." Ia terus tersenyum dan pasrah saat Anita mencubit pipinya.

"Terima kasih ya bunganya."

"Iya."

"Kiel, kakak boleh pinjam kamar Kiel? Kakak cape mau istirahat."

"Iya Kak, ayo!"

Yezkiel langsung menarik tangan Anita dan menuntunnya menuju kamar tidurnya. Saat berjalan dari balkon, Anita bisa melihat Arka dan reva yang sedang mengobrol di ruang tamu. Mereka kelihatan sangat akrab. Beruntung kamar Yezkiel berada di atas. Jadi, Anita tidak perlu turun melewati tangga dan menyaksikan obrolan mereka dari jarak dekat.

Saat tiba di kamarnya, Anita seperti berada di luar angkasa. Kamar Yezkiel yang dilengkapi berbagai aksesoris bertema luar angkasa mulai dari astronot, planet, dan bintang-bintang. Dinding kamarnya juga ber cat hitam dan ada cat putih sebagai kerlap kerlip.

"Kamar Kiel bagus, ya."

"Iya, Kak. Aku punya cita-cita menjadi astronot. Makanya Kiel suka tema luar angkasa. Yasudah Kakak tidur saja, aku ke bawah ya, Kak?"

Anita mengangguk dan berbaring di kasur. Yezkiel juga sudah pergi dari kamarnya.

"Cukup asing ya, sebelumnya aku tidak pernah tidur di tempat orang lain." gumamnya sambil memejamkan matanya.

__________

Saat bertatapan dengan Anita di luar barusan, Arka merasa tidak nyaman dan seperti ada yang mengganjal. Ia sangat ingin menghampiri Anita. Tapi, ia juga tidak mungkin meninggalkan Reva sendiri disini. Arka terus meladeni Reva yang tidak berhenti bicara sejak tadi.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang