Keberadaanmu di sisiku sangat berperan penting dalam hidupku.
__________
Saat ini mereka berdua berada di halaman belakang menikmati malam yang sejuk. Setelah berbincang sebentar dengan Bella, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktunya disini.
"Terima kasih sudah menemaniku, aku merasa lega setelah ini."
"Aku juga merasa lega, karena aku sudah punya restu dari Ibumu. Aku tinggal meminta restu dari Ayahmu."
"Leluconmu tidak lucu, Arka. Lagipula saat itu kau bilang sudah memiliki pacar, harusnya kita juga jangan terlalu sering bersama." berbanding terbalik dengan hatinya, hatinya sangat ingin terus bersamanya.
"Pacar ya? Apa kau pernah melihatku bersama wanita lain?"
Anita berpikir sejenak mengingat apa pernah Arka bersama wanita lain selain dirinya. Tapi, sepertinya ia tidak menemukan jawabannya.
"Kelihatannya sih tidak, tapi aku tidak tahu. Dan saat.. kita ke-ken... Ah, bukan. Saat kita makan di rooftop hotel itu, kau bilang akan menunjukkan siapa pacarmu."
Arka tertawa kecil. "Aku sudah menunjukkan padamu kok. Kau tidak ingat apa kata Paman Rian?"
"Perkataan yang mana?"
"Dia bilang kau pacarku. Jadi, sekarang kau sudah tahu? Intinya aku menyukaimu, Anita."
Anita membulatkan matanya, ia terkejut atas pengakuan Arka, ini di luar nalarnya. Namun, tak lama Anita teralihkan. Ia melihat seseorang yg sepertinya sedang tenggelam.
"A-arka to-tolong dia, sepertinya wanita itu tidak bisa berenang." Anita terus menepuk-nepuk pundaknya dan menunjuk ke arah kolam renang.
Arka berbalik dan benar ia melihat seseorang tengah tenggelam, Arka langsung berlari dan melompat ke dalam kolam renang tersebut. Ada beberapa pasang mata yang menyaksikan itu. Anita juga berdoa semoga gadis itu akan baik-baik saja.
Arka segera membawa wanita itu ke permukaan dan membaringkannya. "Reva!! Kumohon sadarlah," Arka terus menepuk pipinya.
"Kumohon,"
Arka memeriksa pernapasannya dan langsung menekan telapak tangan di bagian tengah dada berkali-kali, tetapi hasilnya tetap nihil. Ia menengadahkan kepala Reva dan mengangkat dagunya. Arka menutup hidungnya kemudian menarik napas, sampai akhirnya ia memberikannya napas bantuan. Setelah itu Arka kembali menekan bagian tengah dadanya.
"Sadarlah!"
Sampai beberapa detik kemudian, Reva sadar dan memuntahkan banyak air. Semua orang bernapas lega saat Reva sadarkan diri.
"Syukurlah." Arka tersenyum.
Reva langsung mengalungkan tangannya di leher Arka. "A-aku ta-takut sekalii." Tubuhnya juga menggigil kedinginan.
Arka langsung menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kamar. "Kau akan baik-baik saja."
Reva mengangguk dan memeluk lehernya. "Terima kasih sudah menyelematkanku. " Suaranya parau dan tubuhnya masih terus menggigil.
Anita yang menyaksikan kejadian itu dari jauh merasa ada yang mengganjal di hatinya, saat melihat Arka memberikannya napas bantuan. Tapi, ia mengerti situasi ini, ia tidak boleh egois. Napas bantuan seperti itu memang pertolongan pertama yang mesti dilakukan.
_________
Mereka kini sudah berada di kamar Reva, pelayannya juga sudah mengganti pakaian Reva. Arka masih setia menemaninya, ia duduk di tepi ranjang dan mengusap kepalanya. Reva pun tidak melepaskan pegangan tangannya pada Arka, takut laki-laki itu akan pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓
Romance𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 21+ •Scene at a Glance• 𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙢𝙪𝙡𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙜𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙂 𝙈𝙞𝙣𝙤𝙧 𝘽𝙖𝙘𝙝. Kemampuan jari-jarinya terhadap tuts Piano itulah yang paling Anita suka. Tapi, Ketertarik...