bab 17. (Gadis licik)

577 125 9
                                    

Hari ini, esok, dan selamanya. Bagaimana dengan kita?

________

Sudah tiga hari berlalu, Arka dan Reva sering menghabiskan waktu bersamanya dengan berlatih untuk lomba. Entah di tempat kampus atau di rumah Reva. Walaupun akhir-akhir ini ia agak sibuk, Arka tetap menyempatkan dirinya untuk mengantar dan menjemput Anita. Setidaknya dari situ Anita paham kalau Arka memang sungguh-sungguh dalam hubungannya ini, Anita percaya dan tak pernah meragukan itu.

Setelah diantar pulang oleh Arka barusan, Arka juga sempat izin untuk ke rumah partner lombanya itu dan berlatih di sana. Anita tentu saja mengizinkan dan menitipkan salam untuk bundanya.

Kini Anita tengah asyik menonton film action setelah mengerjakan semua tugas kampusnya. Terkadang ia juga memeriksa ponselnya berharap ada pesan dari kekasihnya itu. Tapi, itu hanya harapan Anita saja.

"Ayolah Anita, setelah latihan dia juga pasti lelah. Kau tidak usah berharap." Anita berkata pada dirinya sendiri berusaha untuk menenangkan pikirannya.

Sambil menonton film, Anita berpikir akan lebih nikmat jika ia sambil memakan sesuatu. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur. Setelahnya ia membuka kulkas dan tidak ada camilan sama sekali. Hanya ada air putih dan 1 liter susu, itu pun tinggal sedikit.

Anita menghela napasnya, ia berniat untuk pergi ke minimarket dan membeli beberapa camilan. Tanpa pikir panjang, Anita keluar rumah lalu tidak lupa ia menguncinya sebelum pergi. Keadaan di luar juga tidak terlalu sepi. Karena memang, malam juga belum terlalu larut. Ada beberapa anak-anak yang bermain dan ibu-ibu yang sedang merumpi.

Dengan langkah santai, Anita berjalan kaki menuju minimarket yang agak jauh dari perumahannya. Anita tidak peduli dengan jaraknya, ia malah senang karena sudah lama juga ia tidak berjalan malam seperti ini.

"Malam ini sangat sejuk."

Setelah berjalan hingga 10 menit, Anita sudah tiba di minimarket. Tidak ingin berlama-lama ia segera mengambil beberapa camilan dan minuman favoritnya lalu mengantri di meja kasir. Kondisi minimarket ini sangat ramai. Jadi, mungkin membutuhkan waktu lama untuk Anita melakukan transaksi.

Tiba-tiba ada suara gemuruh yang terdengar begitu nyaring, pertanda bahwa malam ini akan turun hujan. Anita terus meramalkan doa dalam hati supaya hujannya turun saat ia sudah berada di rumah.

5 menit berlalu kini giliran Anita membayar semua makanannya. Setelah itu ia cepat-cepat kembali ke rumahnya. Beruntung hujan belum turun, Anita berjalan cepat. Namun, di tengah perjalanan air hujan langsung mengguyur wilayah setempat.

"Ah! Sial!"

Karena sudah terlanjur basah kuyup, Anita tetap melanjutkan perjalanannya tanpa ada niat untuk berteduh terlebih dahulu.

________

Sudah dua jam Anita mengikuti mata kuliah saat ini, dan ini adalah mata kuliahnya yang ke-2. sebenarnya ia kurang fokus untuk pelajaran hari ini. Karena, kepalanya terasa pening. Mungkin efek semalam ia terguyur derasnya hujan. Namun, Anita tetap menulis semua materi yang diterangkan. Nilainya tidak boleh turun hanya karena hal sepele ini. Sambil menulis terkadang ia juga memijat pangkal hidungnya, berharap rasa sakit di kepalanya akan hilang.

Beberapa menit kemudian, kelas mata kuliah saat ini selesai. Ia langsung merapikan semua alat tulisnya serta memasukkan laptopnya. Dengan langkah kaki yang lemas, gadis itu berjalan keluar kelas dan duduk di kursi depan kelasnya. Berniat untuk menunggu Arka. Semenjak mereka berpacaran, Anita sudah jarang menggunakan taksi.

Anita mencoba menghubungi Arka, tapi tidak ada jawaban. "Apa mungkin sedang latihan?" Dengan terpaksa Anita bangun dari posisi duduknya dan berjalan gontai menuju ruangan musik. Saat di perjalanan ia berpapasan dengan Dirga.

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang